Belajar Bisnis Ala Rasulullah Bersama Owner Toko Taman Bunga

Bagikan

Kotagede, 1 November 2025 Majelis Ekonomi dan Ketenagakerjaan (MEK) Pimpinan Ranting ‘Aisyiyah (PRA) Prenggan Kotagede Yogyakarta kembali berkiprah lewat kegiatan rutin dua bulanan yakni Pengajian Bisnis Islami (PBI). PBI ke-10 kali ini bertajuk “Bisnis Ala Rasulullah” dengan nara sumber Hj. Amanah Isnawindriyati, Owner “Toko Taman Bunga” Kotagede, Yogyakarta.

- Advertisement -

Turut hadir dan memberi sambutan dalam acara ini yakni ketua PRA Prenggan, Dra. Hj. Siti Solihah dan Koordnator Bidang MEK, Dr.Hj. Siti Hamidah, M.Pd. Dalam sambutan singkatnya beliau menyampaikan permintaan dukungan kepada semua anggota UMKM agar program PBI bisa semakin bergairah. “Dalam berdagang pun dibutuhkan ilmu. Kali ini kita akan belajar dengan pelakunya langsung, bagaimana supaya dalam perniagaan ini mempunyai nilai agama” tutur Hamidah.

RINTISAN AWAL TOKO TAMAN BUNGA

Artikel Lainnya
1 of 73

Dalam awal paparannya, owner Taman Bunga, Amanah Isnawindriyati menyampaiakn sejarah singkat berdirinya Taman Bunga. Amanah sendiri lahir dari keluarga pedagang. Kakeknya adalah pengusaha asal Selokraman, Kotagede. Kakeknya, Bapak Humam Siraj adalah pedagang perhiasan emas imitasi sedangkan nenekanya adalah seorang pengusaha konveksi yang berjaya di zamannya. Darah bisnis yang mengalir dalam diri Amanah, menggerakkannya untuk memulai bisnis sejak muda. Dimulai tahun 1981, Amanah merintis bisnis dengan membuat taplak meja, sprei dan sarung bantal dari bahan sederhana. Produk ini divariasi dengan hiasan bordir motif bunga – bunga. Pada awalnya produk ini dipasarkan di Bali. Sukses di kota Bali, Amanah memperluas pasarnya ke kawasan Bantul, Godean dan Sleman Yogyakarta dengan naik sepeda motor ditemani seorang karyawan. Benar kata pepatah Arab “Man Jadda Wa Jadda” : Siapa bersungguh – sungguh pasti berhasil. Kerja keras Amanah sungguh tak sia – sia. Produknya laris manis di pasaran.

ASAL MULA NAMA “TAMAN BUNGA”

Setelah menikah dengan H.M. Yusron Asrofie, M.A. seorang dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Amanah lebih giat dalam berdagang. Dukungan dari suami tetap terkenang nyata hingga hari ini yakni sebuah nama harum dan penuh keberkahan yang diberikan oleh sang suami untuk Tokonya. Yaa, Nama “Taman Bunga” adalah pemberian dari suami yang terinspirasi dari motif bordir berbunga di setiap produk yang dibuat oleh Amanah. “Motif bunga – bunga di setiap produk saya kala itu membuat suami saya mengusulkan nama usaha saya dengan “Taman Bunga”. Disamping itu, suami adalah pecinta bunga – bunga dan suka pada tanaman bunga” Jelas Amanah. Perkembangan selanjutnya Amanah mulai memproduksi mukena dan Jilbab yang juga bermotif bordir yang juga mendapat sambutan luar biasa dari konsumen.

Baca Juga :   TK ABA Komplek Masjid Perak Selenggarakan Manasik Haji Kecil

UJIAN MEMBAWA BERKAH

Sempat terjeda selama 3 tahun karena harus mengikuti suami untuk tugas belajar ke luar negeri, jiwa pebisnis Amanah tak pernah padam. Sepulang dari luar negeri tahun 1995 Amanah mulai lagi menekuni bisnisnya. Kali ini ia berinovasi membuat pakaian wanita seperti abaya, tunik, daster dan pakaian anak. Selain itu ia mulai merambah ke penyediaan assesoris seperti gelang, kalung, cincin dan pernak pernik wanita. Semuanya diterima baik oleh pasar. Setiap usaha tak lepas dari ujian. Ketika terjadi krisis moneter 1997, para pengusaha mengalami fase surut. Namun Taman Bunga justru berkibar setelah memutuskan untuk berani mengambil stok barang dalam jumlah besar. dan benar saja, ketika barang dibutuhkan, Taman Bunga siap memenuhi permintaan pasar. Hal lain yang membawa keberkahan bagi Taman Bunga adalah ketika ia berani memproduksi mukena berbahan parasute yang kemudian booming di masa itu sebagai mukena Travelling yang belum banyak pesaing, hingga mampu memproduksi 500 potong per hari. Berkah ini dinikmati juga oleh para karyawan yang sebagian besar adalah tetangga sekitar Taman Bunga. Namun popularitas mukena parasute Taman Bunga ini hanya berjalan sekitar 1,5 tahun. Setelah para pengusaha dari Kota Tasikmalaya mulai memproduksi barang yang sama, akhirnya Taman Bunga kalah bersaing.

BIMBINGAN DARI SUAMI

Dalam berdagang, Amanah juga mendapat bimbingan lngsung dari suami agar Ittiba’ Rasulullah. Suami selalu mengajarkan untuk banyak bersyukur, dengan mengutip QS An Naml ayat 40, yang inti pesannya “Barangsiapa bersyukur maka ia bersyukur untuk dirinya sendiri dan barangsiapa kufur maka sesungguhnya tidak akan merugikan Allah sedikitpun karena Allah Maha Kaya”. Selain itu ada do’a yang selalu dia panjatkan ketika hendak memutuskan sesuatu yakni mengamalkan do’a dalam QS Al Isra’ ayat 80 : Rabbi adhilni mudhala shidqin wa ajhrijni mukhraja shidqin waj ‘alli min ladunka sulthanan nashira. Artinya : Yaa Tuhanku, masukkanlah aku ke tempat masuk yang benar dan keluarkan pula aku ke tempat keluar yang benar.

Baca Juga :   Monitoring dan Evaluasi Pendampingan TK ABA Tegalgendu Menuju Sekolah Berbasis Literasi

TIGA HAL DALAM BERBISNIS ALA RASULULLAH

Dalam menjalankan Bisnis pun Amanah selalu membawa Taman Bunga untuk berkiblat pada Bisnis Ala Rasulullah, antara lain:

Pertama :

  1. Kerja ikhlas : Bekerja hanya mengharap Ridha Allah.
  2.  Kerja Keras : Maksimal dalam bekerja. Pantang menyerah dan putus Asa.
  3. Kerja Cerdas : Bijak dalam mengatur waktu, strategi dan efisiensi untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Kedua: Ittiba’ Rasulullah

Menerapkan nilai Siddiq, Amanah, Tabligh, Fathonah

(Jujur, tanggung jawab, disiplin dan visioner).

Ketiga: Berzakat adalah hal yang tak pernah dilupakan. Juga menerapkan prinsip membayar karyawan sebelum keringatnya kering.

PERKEMBANGAN TAMAN BUNGA PASCA IBADAH HAJI

Sepulang dari ibadah haji tahun 2000, Amanah mulai terinspirasi untuk mengembangkan Taman Bunga sebagai penyedia   oleh – oleh serta perlengkapan Haji dan Umrah. Semuanya berkembang pesat, hingga sampai saat ini mulai merambah ke Biro Haji dan Umrah yang juga berkantor di kawasan Toko Taman Bunga.

MENYIASATI KEMAJUAN TEKNOLOGI.

Sadar akan pesatnya perkembangan teknologi digital. Amanah pun kini menggandeng gen Z untuk memegang peranan dalam Marketing Bisnisnya, sehingga tidak hanya dipasarkan secara offline namun juga secara online.

Kisah Sukses Taman Bunga ini tentu sangat mengispirasi para Pelaku UMKM yang hadir di acara PBI ini bahwa semua perlu perjuangan. “Kerja keras, kerja cerdas dan jangan lupa mengikuti rambu – rambu yang sudah dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad Sallahu alayhi Wa sallam.” Tutup Amanah.

Di sesi akhir, Dyah Retno Handieny, S.tr.Par, menyampaiakn sosialisasi pelaksanaan  Festival Makanan Halal  pertama yang akan dilaksanakan tanggal 8 November 2025 di SMP muhammadiyah 7 Kotagede, Yogyakarta. Ketua Majelis Ekonomi dan Ketenagakerjaan PCA Kotagede yang juga bertindak sebagai Ketua Panitia Festival ini, menjelaskan beberapa peraturan kepada calon peserta Bazar UMKM di acara tersebut.

PBI kali ini disambut antusias oleh para peserta hingga di akhir acara dicapai kesepakatan untuk diadakan pelatihan marketing digital oleh Team gen Z dari Taman Bunga untuk para Pelaku UMKM PRA Prenggan yang diagendakan untuk PBI berikutnya. (Nafi’)


Bagikan

Leave a Reply