
Dorong Penguatan Kolaborasi dan Silaturahhmi di Tengah Perbedaan
Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menekankan pentingnya peningkatan komunikasi, hubungan, kerja sama, dan kolaborasi dalam membangun peradaban yang lebih baik. Hal itu disampaikan oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, dalam sambutannya dalam Halal Bi Halal di Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Sabtu (19/4).
Di hadapan para tamu yang hadir, termasuk beberapa Menteri Kabinet Merah Putih di Gedung Cendekia UMJ, Haedar menyoroti pentingnya kolaborasi lintas batas dalam memajukan peradaban.
βUntuk memajukan peradaban semesta diperlukan kolaborasi yang melintas. Inilah semangat yang mendasari silaturahmi dan saling tolong-menolong dalam kebaikan,β ujar Haedar.
Ia menjelaskan konsep silaturahmi dalam Islam memiliki dimensi ganda. βSilaturahmi bagi kita kaum muslimin ada yang berdimensi eksklusif, tapi inklusif sekaligus. Eksklusif dalam makna membangun makna imaniah sesama kaum muslimin, juga dalam konteks yang lebih luas, kita membangun silaturahmi yakni untuk membangun tatanan kehidupan yang lebih baik,β jelasnya.
Haedar menekankan bahwa perbedaan merupakan sunnatullah. Di tengah dinamika masyarakat, ia mengajak semua pihak untuk kembali kepada prinsip dasar, yaitu harmoni dan integrasi yang dibangun di atas rasionalitas, pedoman Kitab Suci, dan kearifan.
Ada tiga nilai ihsan yang perlu dipraktikkan secara inklusif dalam silaturahmi. Dalam silaturahmi, lanjut Haedar, harus mengandung nilai ihsan yang melintas secara inklusif. Pertama, menyebarkan nilai ikhsan yaitu sikap dan sifat lemah lembut, damai, toleran, dan menyuarakan peradaban luhur. Kedua, membersamai untuk berbuat baik, termasuk kepada orang-orang yang memerlukan kebaikan. Dan ketiga, selalu berpartisipasi dalam menyelesaikan berbagai permasalahan bersama.
βMelalui Halal Bi Halal dan Silaturahmi pada hari ini, komunikasi, hubungan, kerja sama, dan kolaborasi yang selama ini berjalan dengan baik, kita tingkatkan lebih bagi lagi. Karena betapa dunia, bangsa, dan seluruh komunitas, di mana Muhammadiyah hadir dan kita semua hadir, memerlukan relasi untuk bagaimana kita membangun umat, bangsa, dan kemanusiaan semesta dengan kerja sama sebagaimana semangat dalam silaturahmi,β harap Haedar. (Gufron)