
Ikhtiar Bangkitkan Tradisi Saudagar Kotagede, UMKM Didorong Naik Kelas
KOTAGEDE – Tidak sekadar menyimpan sejarah sebagai ibu kota pertama Kesultanan Mataram Islam, Kotagede juga memiliki warisan kejayaan ekonomi yang pernah menghidupkan denyut kota tua ini.
Kehadiran orang Kalang, para saudagar kaya yang mewariskan rumah megah bergaya campuran Jawa, Tionghoa, dan Eropa, menjadi saksi kemakmuran Kotagede pada zamannya.
Selain itu, keahlian warga pun berkembang lintas generasi, melahirkan pengerajin perak yang dikenal hingga mancanegara. Ketekunan dan semangat dagang itu menjadi identitas warga Kotagede.
Hal itulah yang menginspirasiMajelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kotagede menghadirkan program Kelas Saudagar Muhammadiyah.
Sebuah program inkubasi untuk memperkuat para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Wilayah Kotagede.
Kelas Saudagar Muhammadiyah 2025
Sebanyak 18 pelaku UMKM telah mengikuti pertemuan pertama pada Sabtu (25/10). Hadir narasumber Rony Yahya, Owner Rendang Magek, yang membawakan materi bertajuk “Pondasi Bisnis Syariah”.
Ketua MPM PCM Kotagede, Rokhmat Fakhruddin menuturkan, lewat pelatihan secara intensif, harapannya bisa membawa UMKM lebih mandiri dan berkembang.
“Lebih ke pemberdayaan UMKM. Sehingga, pelaku usaha di Kotagede ini bisa naik kelas. Mulai dari omset sampai pengelolaan bisnisnya harus meningkat dan lebih profesional,” ujarnya.
Kang Mamad, sapaan akrabnya, mengungkapkan, sebelumnya panitia menargetkan 30 peserta. Namun, setelah proses kurasi, sebanyak 18 peserta dinyatakan lolos.
“Pendaftar sebenarnya lebih dari 30. Tapi setelah kurasi, yang lolos hanya 18. Beberapa tidak masuk karena usaha mereka sudah besar, jadi tidak sesuai kategori UMKM yang jadi sasaran program,” terangnya.
Ragam usaha peserta sangat beragam, mulai dari sektor kuliner, peternakan, hingga teknologi informasi (IT). Setiap sesi menghadirkan pemateri dari kalangan praktisi dan berpengalaman.
Ia menjelaskan, program dirancang dengan skema inkubasi UMKM. Pelatihan akan berlangsung selama 16 pertemuan klasikal. Ditambah visitasi usaha serta kegiatan pendukung lainnya. Pertemuan itu dijadwalkan sebulan dua kali.
Dengan konsep inkubasi terstruktur dan didukung bimbingan langsung para praktisi, program ini diharapkan menjadi langkah nyata mendorong UMKM Kotagede tumbuh lebih matang dan profesional.
Kang Mamad menambahkan, Kelas Saudagar Muhammadiyah bukan sekadar mengikuti model inkubasi modern, namun juga ikhtiar menghidupkan kembali identitas Kotagede sebagai sentra saudagar.
“Secara historis, Kotagede ini dulu sentra saudagar. Kami ingin membangkitkan itu lagi. Jadi program ini salah satu langkah mengembangkan kembali ekosistem saudagar lokal,” pungkasnya. (guf)
