MKS PWA DIY Gelar Seminar dalam Rangka Hari Disabilitas Internasional

Bagikan

Dalam rangka Hari Disabilitas Internasional yang jatuh pada tanggal 3 Desember, Majelis Kesejahteraan Sosial Pimpinan Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (MKS PWA DIY) kembali memperingatinya dengan menggelar Seminar yang bertempat di Aula Panti asuhan Yatim Putri “Aisyiyah Yogyakarta, pada kesempatan ini peserta dari PWA DIY, MPKS PWM, MKS PDA se DIY, Amal Usaha Kesejahteraan Sosial se DIY dan anggota MKS PWA  yang semuanya berjumlah 72 orang.

- Advertisement -

Wuri Astuti ketua MKS PWA DIY dalam sambutannya menyampaikan bahwa seminar ini merupakan kolaborasi yang apik antara Kantor Lembaga Lazismu PKU dengan MKS PWA yang rencana awal berkolaborasi dengan MPKS PWM, namun karena suatu hal untuk MPKS PWM tidak dapat bergabung karena juga mengadakan peringatan Hari Disabilitas Internasional. Dalam kesempatan ini tidak lupa menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang hadir terutama dari pihak PAY Putri Serangan yang sudah memfasilitasi juga menyiapkan petrugas MC dan yang membaca kalam Illahi. Lebih lanjut Wuri Astuti  menyampaikan bahwa seminar ini mengusung tema “Menuju Amal Usaha ‘Aisyyah Bidang Sosial yang Inklusi; Dinamika, Tantangan dan Peluang  Kolaborasi”. Tema ini diambil mengingat bahwa masih banyak pihak-pihak yang belum siap menerima keberadaan disabilitas. Peringatan Hari Disabilitas Internasional kali ini merupakan kegiatan yang kedua dilaksanakan oleh MKS PWA DIY yang tahun sebelumnya 2023 juga memperingati dengan FGD dan tema yang berbeda juga  audiensi yang beda juga. 

Sambutan yang kedua oleh Ketua PWA yang diwakili oleh Ismarwati, dalam sambutannya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak , tema ini merupakan suatu hal yang sangat tepat karena pas dengan  kondisi saat ini dan dalam rangka peringatan Hari Disabilitas Internasional. Disampaikan juga bahwa peringatan Hari disabilitas juga diperingati dimana-mana, di tingkat internasional diperingati di New York sedangkan Indonesia di TIM. Ismarwati juga menyampaikan Hasil survey UNICEF dan Indonesia diperolah bahwa 36% penyandang disabilitas tidak mendapatkan pendidikan yang baik sementara yang sehat hanya 8%. Aisyiyah dan Muhammdiyah sudah memberikan perhatian secara khusus, untuk kaitannya dengan pergedungan sudah mulai melengkapi fasilitas bagi Disabilitas. Pendidikan di Universitas menjadi salah satu  persyaratan untuk akreditasi. Dengan adanya hari disabilitas yang diawali tahun 1992 menjdi hal yang positif bagi Disabilitas karena mereka perlu mendapat pendampingan.

Artikel Lainnya
1 of 45

Seminar dipandu oleh moderator Esti Priyantini dengan nara sumber 3 yaitu Risma Wira Bharata menyampaikan materi Membangun Eksistensi Difabel di Masyarakat,  seorang disabilitas dan Dosen Untidar magelang yang berhasil membangun percaya diri, menyampaikan bagaimana awalnya berusaha tetap untuk eksis dalam lingkungannya juga mengenalkan berbagai macam kelompok disabilitas ,narasumber yang kedua Islamiyatur Rokhmah dari Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah Majelis Kesejahteraan Sosial  menyampaikan materi Dinamika, Tantangan dan Peluang Amal Usaha Bidang Sosial dalam Pelayanan Inklusi, dalam materinya disampaikan berbagai hal yang berkaitan dengan pengertian Amal Usaha Inklusif, Lembaga Kesejahteraan Sosial Inklusif,  kebijakan dan regulasi juga program dan pelayanan-pelayan yang perlu disiapkan tidak lupa serta bagaimana peran Sumber Daya Manusia dan Tantangan, solusi yang dihadapi. Narasumber yang ketiga Best practice Amal Usaha Pendidikan dalam Pelayanan Inklusi dari SMP Muhammadiyah Depok 2 Sleman Hendro Sucipto, yang menjabat sebagai Kepala Sekolah dimana sekolahnya telah mendapatkan juara  menjadi Sekolah yang telah mengelola disabilitas dalam amal usaha pendidikannya. Hendro menyampaikan bahwa sekolahnya mengembangkan program SMART, program yang dilaksanakan untuk membangun budaya sekolah inklusi agar memiliki kecakapan abad 21 dalam hal ini lebih fokus pada aspek Smart, Modern,Attide,Religious, Technology. (umi)


Bagikan

Leave a Reply