Ngaji Bisnis: PRA Prenggan Terus Dorong Pelaku UMKM untuk Berinovasi

Bagikan

Kotagede – Majelis Ekonomi dan Ketenagakerjaan (MEK) Pimpinan Ranting ‘Aisyiyah (PRA) Prenggan, Kotagede Yogyakarta rutin melakukan sosialisasi Program Pendampingan pada pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Program ini merupakan salah satu program unggulan yang diketuai oleh Masrurotun Pujiastuti.Kali ini, sosialisasi itu dilakukan dalam pengajian rutin dua bulanan yang diselenggarakan di periode keempat, bertajuk “Bisnis Islami Pelaku UMKM” bertempat di Aula Masjid Perak Kotagede, Sabtu, (21-9-2024). Hadir selaku narasumber, Desinda Yunita Putri, S.E., M.B.A., dari Baznas Microfinance Desa (BDM) Yogyakarta.

- Advertisement -

Ketua Pimpinan Ranting ‘Aisyiyah (PRA) Prenggan Dra. Siti Sholihah dalam sambutannya menyampaikan, pentingnya menuntut ilmu sebagai bekal untuk berinovasi, transformasi dan mengembangkan bisnis.“Sangat penting bagi kita sebagai pelaku bisnis untuk terus menggali tips – tips inovasi produk, pengemasan, pemasaran, permodalan dan lain – lain,” tuturnya.Dalam sosialisasi yang diikuti sebanyak 40 pelaku UMKM Sholihah mengajak untuk terus menambah ilmu dan menerapkannya. “Mari terus menggali ilmu-ilmu baru, mengimplementasikan standar kualitas yang diperlukan untuk mempertahankan daya saing,” pungkasnya.Senada dengan itu, Dr. Siti Hamidah, M.Pd., selaku Koordinator Bidang (Korbid) MEK PRA Prenggan menekankan, dalam berniaga sudah seharusnya terus belajar dan mengedepankan perniagaan dengan Allah Swt. yakni dengan rutin bersedekah.“Sudah banyak contoh kesuksesan seseorang dalam menjalankan usaha bisnisnya yang merupakan buah dari ketaatannya dalam berniaga dengan Allah, salah satunya bersedekah,” katanya.Dalam berniaga, lanjut Hamidah, tidak akan terlepas dari masalah dan tantangan. Masalah – masalah itu harus dicari solusinya, diantaranya dengan terus belajar dan juga rutin bersedekah. “Bersedekah itu memperpanjang amal dan menambah keberkahan rejeki,” tandasnya.Lebih lanjut, dalam materi yang disampaikan oleh Baznas Microfinance Desa Daerah Istimewa Yogyakarta menyebutkan, “Salah satu persoalan klasik bagi pengusaha mikro adalah masalah permodalan. Karena itulah, Baznas menghadirkan Baznas Microfinance Desa (BMD) yakni dengan menyediakan dukungan permodalan bagi UMKM yang fokusnya bukan mencari profit, melainkan lebih pada pelayanan dan pendampingan, atau lebih tepatnya sosio entrepreneur,” terang Desinda.Dia menjelaskan, ada tiga tujuan dalam BDM yakni Membuka akses pembiayaan bagi pelaku usaha mikro, Memberi pelayanan manajemen pengembangan usaha (Business Development Service), dan Memberikan dukungan kapasitas usaha melalui pelatihan, workshop dan kegiatan yang sejenis.Selama ini, kata Desinda, sudah banyak yang dilakukan oleh Baznas RI untuk mendorong perekonomian Indonesia dengan menghadirkan beberapa divisi yang ada. Di antaranya Divisi Program Ekonomi Pedesaan, Divisi Ekonomi Perkotaan, dan divisi lainnya.“Dan BMD masuk pada Divisi Bank Zakat. Di Indonesia, BMD sudah tersebar di 22 lokasi, salah satunya di Yogyakarta. Sumber dana BMD adalah dari infak dan dana sosial lainnya seperti hibah dan sejenisnya,” paparnya.Sementara itu, akad yang dikembangkan oleh BMD adalah Al Qard, yakni peminjam wajib mengembalikan dana yang telah diterimanya sesuai dengan jumlah dan waktu yang sudah disepakati bersama.Bahkan, proses pembiayaannya tergolong tidak begitu rumit, namun harus tepat sasaran dan sanggup untuk berkomitmen menjalankan amanah. Setelah melakukan pengajuan maka akan ada analisis dan assessment usaha dari Team BMD, setelah itu baru akad dan pendampingan.“Setelah mendapatkan fasilitas pendanaan, pelaku usaha akan mendapatkan pendampingan dan pelatihan termasuk manajemen usaha, manajemen keuangan, desain logo, hingga atau pemasaran,” tambahnya.Pada akhir pemaparannya, Desinda mengingatkan, pelaku usaha harus memperhatikan klasifikasi konsumen yang dilihat dari klasifikasi generasi dan kecenderungan pola konsumsinya. Menurutnya, saat ini konsumen semakin cerdas dan lebih sering suka yang instan, misalnya belanja melalui Marketplace.“Maka sebagai pelaku UMKM, sudah seharusnya untuk terus berinovasi dalam mempromosikan produknya,” tutup Desinda. (Team MEK/guf).

Baca Juga :   PRA AAS Gelar Skrining Penyakit Tidak Menular dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis Bagi Lansia
Artikel Lainnya
1 of 39

Bagikan

Leave a Reply