Pagelaran Wayang Kulit Dan Gelar Budaya: Merawat Tradisi di SMP Muhammadiyah 7 Yogyakarta

Bagikan

Yogyakarta – Dalam upaya melestarikan sni budaya dan membangun generasi muda yang kreatif, SMP Muhammadiyah 7 Yogyakarta menyelenggarakan Gelar Budaya Kelas Peminatan Seni Budaya pada Sabtu (28/12/2024). Acara yang dikemas dengan pagelaran wayang kulit bersama dalang Ki Rofit Ibrahim dari Osaka, Jepang ini bertempat di Pendopo Kaboyeman, Semoya, Berbah, Sleman mengangkat lakon “Sugriwa-Subali” dan menjadi panggung bagi siswa untuk menunjukan kebolehan di bidang seni. Tidak hanya dihadiri oleh pihak internal sekolah, acara ini juga melibatkan Majelis Dikdasmen PWM DIY, Majelis Dikdasmen PWM Kota Yogyakarta, PDM Kota Yogyakarta, Lembaga Seni Budaya PDM Kota Yogyakarta, Paguyuban Wali Siswa 7, 8, 9, serta Warga Semoya dan sekitarnya.

- Advertisement -

Menurut Wahyu Kresnawati, S.Sn. guru seni budaya, kegiatan ini dirancang untuk memberikan apresiasi kepada siswa yang telah meraih berbagai prestasi dibidang seni. Prestasi siswa yang dirayakan dalam acara ini adalah Juara 2 Lomba Karawitan yang diselenggarakan oleh SMKN 1 Kasihan (SMKI), Juara 1 Lomba Macapat atas nama Leandra Puan Kelas 9A, Juara 2 Lomba Macapat atas nama Maiara Wahyudya Kelas 7E, Juara 3 Lomba Macapat atas nama Afiqah Khairunnisa kelas 9E, Juara 3 Lomba Tari yang diadakan oleh SMA Muhammadiyah 4 Yogyakarta.

Kepala SMP Muhammadiyah 7 Yogyakarta Supriyadi, S.Pd. M.Si. menekankan pentingnya seni sebagai bagian dari pendidikan. Acara ini juga dimanfaatkan sebagai salah satu strategi untuk mempromosikan PPDB. Menurut Supriyadi, menunjukan kemampuan siswa secara langsung kepada masyarakat adalah cara yang efektif untuk membangun kepercayaan.

Artikel Lainnya
1 of 46

Beragam penampilan siswa yang menggambarkan kekayaan budaya, diantaranya Wayang Kulit Pethalan Goro-Goro oleh Airlangga Dharma (Kelas 7A), solo vokal Rayuan Pulau Kelapa Aquuena Nahda (Kelas 9D), Biola Lestari Nesya Trisna (Kelas 9D), Macapat Sinom Grandel Laras Slendro Pathet 9 dan Macapat kinanti Sekar Gadhung laras Pelog Bem, Tari Jantrane Sang Lelaku, dan Karawitan Moetoe Laras Ladrang Nuswantara, Parau layar, dan Ojo Dipleroki.

Drs. Marwoto, HN., M.Pd. dari Majelis Dikdasmen PNF PWM DIY yang turut hadir, memberikan apresiasi kepada SMP Muhammadiyah 7 Yogyakarta atas inisiatifnya. “Pendidikan seni seperti ini sangat penting untuk membentuk kreativitas generasi muda”, imbuhnya.

Selain menjadi panggung apresiasi acara ini juga menjadi momen untuk mempererat hubungan antara sekolah, orang tua, dan masyarakat sekitar. Dengan keberhasilan acara ini, SMP Muhammadiyah 7 Yogykarta semakin mengukuhkan posisinya sebagai sekolah yang peduli terhadap pelestarian budaya sekaligus mencetak generasi yang unggul dan berkarakter.

Marwoto menutup sambutannya dengan pesan inspiratif, “budaya adalah salah satu bentuk kreativitas manusia yang harus dilestarikan. Dengan berdasarkan Al-Quran dan Hadist, SMP Muhammadiyah 7 Yogyakarta telah berhasil menciptakan keseimbangan antara tradisi dan pendidikan agama”. (SS)


Bagikan

Leave a Reply