TLSA Jalan-Jalan Sore ke Pasar Lawas Mataram
Kotagede – Pemburu pahala demikian istilah yang digunakan oleh Siti Rahayuningsih ketua Majelis Kesejahteraan Sosial (MKS) PRA Basen untuk mengajak pimpinan ‘Aisyiyah di wilayah Basen dalam rangka melakukan pendampingi lansia di PRA Basen. Lansia di wilayah kampung Basen yang terdiri dari 3 RW (04,05,06) dikelola oleh PRA Basen tergabung dalam komunitas Lansia yang kemudian komunitas itu dinamakan Taman lansia Sahaja ‘Aisyiyah (TLSA) Basen. Pengurus TLSA Basen yang diketuai oleh Mutiah dan dibantu oleh Siti Rahayuningsih juga pengurus dan pengelola lainnya pada hari ahad sore tanggal 22 September 2024 mengajak anggota TLSA untuk jalan-jalan sore melihat dan mengunjungi Pasar Lawas di halaman Masjid Gede Mataram dan sekaligus mengunjungi masjid Gede Mataram.
Lansia yang mengikuti jalan-jalan sore berjumlah 71 orang ditambah pengurus dan pengelola TLSA Basen. Karena yang dituju adalah pasar lawas yang pasti banyak pengunjungnya. Pasar lawas sudah teragendakan setiap tahun diadakan dan TLSA mengadakan jalan-jalan lansia ini kegiatan yang kedua sehingga untuk menghindari kesulitan dalam memonitor lansia maka lansia diminta menggunakan jilbab putih dan ditambah diberi tanda pita/ kalung warna hijau sehingga mudah dikenal ini berbekal pada tahun lalu saat kunjungan ke pasar lawas ada salah satu lansia yang menghilang sendiri tanpa berkoordinasi dengan pengurus sehingga pengurus mencari yang ternyata lansianya mampir kerumah putranya. Para lansia yang tergabung dalam TLSA pada jam 15.00 diminta kumpul di Masjid Muhtadin Basen untuk sholat Ashar berjamaah dan setelahnya berjalan bersama menuju pasar lawas dan MGM, route ke pasar lawas dan MGM disampaikan pula route perjalannanya dari halaman Masjid Muhtadin lewat jalan kemasan ke selatan menuju Pasar Legi lanjut ke barat sampai Toko Rejeki ke selatan masuk lewat pintu utara langsung menuju dalam masjid/keputren, namun karena tidak semua lansia mampu berjalan sehingga dipersilahkan yang bersepeda, naik motor atau diantar untuk langsung menuju lokasi dan menunggu di serambi masjid. Disepanjang jalan lansia diajak oleh pemandu utama yaitu Siti Rahayuningsih untuk bersenandung dzikir, sholawat, bernyanyi agar peserta tidak merasa capai dan dapat menimbulkan kegembiraan karena dengan gembira akan menambah hormon Dopamin bagi lansia.
Setelah semua sudah sampai di serambi masjid para lansia diterima oleh salah satu takmir Masjid Gede Mataram, M Arsyad yang kemudian beliau menceriterakan sejarah berdirnya Masjid Gede Mataram (MGM) ini. Disampaikan oleh Arsyad bahwa pendiri Masjid Gedhe mataram adalah Panembahan Senopati dilanjutkan oleh RM Danang Sutowijoyo, pada tahun 1587 M mulai pembangunan fisik , pembangunan masjid Gedhe Mataram bertujuan untuk mengembangkan dakwah Islam di pedalaman. Lebih lanjut disampaikan bahwa ada beberapa keistimewaan dari Masjid Gedhe Mataram antara lain Masjid bersejarah yang tidak terpisahkan dengan berdirinya Kerajaan Mataram Islam; Masjid tertua dan sebagai warisan untuk masyarakat; sebagai masjid cagar budaya yang harus dijaga kelestarian dan kemakmurannya.
Setelah selesai mendengarkan sejarah singkat MGM, para lansia diberi kesempatan untuk lihat-lihat pasar , untuk jajan sehingga para lansia merasa bertambah gembiranya apalagi ketemu wisatawan asing dan berfoto bersama, lihat dan jajan dibatasi sampai jam 17.00 dan persiapan pulang dengan route lewat jalan Shopingen , Trunojayan , jl kemasan dan masuk kampung Basen. (umi)