50 Anak Kotagede Khitan Gratis dengan Teknologi Laser Tanpa Jahit

Bagikan

Kotagede – Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kotagede berkolaborasi dengan Lazismu UMY dan RS AMC Muhammadiyah menggelar khitanan massal modern gratis menggunakan teknologi laser.

- Advertisement -

Kegiatan yang berlangsung di SMP Muhammadiyah 7 Yogyakarta pada Sabtu siang, (21/12/2024) ini diikuti sebanyak 50 anak di wilayah Kotagede.

“Ini merupakan bentuk kepercayaan dari Lazismu UMY yang menyalurkan santunan khitanan untuk anak-anak. Dari total 385 anak yang mendapat santunan, Kotagede mendapat bagian 50 anak,” ungkap Wakil Ketua PCM Kotagede, Muhammad Bariyadi.

Artikel Lainnya
1 of 45

Khitan massal ini, kata Bariyadi, juga sebagai media promosi teknologi laser modern yang ditangani langsung oleh tim medis dari RS AMC Muhammadiyah.

“Kami sangat bersyukur, PCM Kotagede dipercaya untuk mengadakan khitan massal. Kami melihat antusias masyarakat sangat tinggi,” tutur Bariyadi.

Dengan terlaksananya agenda tersebut, pihaknya berharap agar kolaborasi bisa terus terjalin sebagai wujud nyata bahwa Muhammadiyah hadir untuk semua elemen masyarakat.

“Kami berharap program ini dapat berkelanjutan untuk membantu saudara-saudara yang membutuhkan,” imbuhnya.

Senada dengan itu, Miftahul Haq, perwakilan Lazismu UMY menjelaskan program khitanan massal gratis 2024 dilakukan di berbagai wilayah dengan total 385 anak, , termasuk Kotagede.

Pihaknya menjelaskan, khitan yang dilakukan metode laser itu ditangani langsung oleh dr. Fadli Robby Amsriza, MMR., Sp.B, dokter spesialis bedah dari Fakultas Kedokteran UMY yang juga berpraktik di RS AMC Muhammadiyah.

Baca Juga :   Ambulan Muhammadiyah Kotagede: Pelayanan Kemanusiaan 24 Jam untuk Semua

“Metode laser menawarkan sejumlah keunggulan, di antaranya menggunakan mesin sinar laser yang minim rasa sakit, minim pendarahan, tanpa jahit dan perban, serta proses penyembuhan lebih cepat,” paparnya.

Mifta menegaskan, kegiatan ini sebagai upaya Lazismu UMY, untuk menjadi amil yang amanah dalam menyalurkan zakat dan infak kepada masyarakat.

“Kami menyadari bahwa untuk menyampaikan amanah itu bisa dilakukan sendiri, tapi perlu adanya kolaborasi. Tidak sekadar program, tetapi juga bagian dari kesadaran untuk bersama-sama mengembangkan dakwah Persyarikatan Muhammadiyah,” pungkasnya. (guf)


Bagikan

Leave a Reply