Agustus dan Anak

Bagikan

Bandung Mawardi

- Advertisement -

Agustus, bulan idaman bagi anak-anak. Yang teringat dan terulang adalah lomba-lomba. Anak-anak ikut beragam lomba, yang membuat mereka terhibur, meraih hadiah, dan membuktikan ingat Indonesia. Sejak puluhan tahun lalu, lomba-lomba yang dibuat untuk anak-anak memang sering menimbulkan tawa, bukan raihan prestasi saja. Di desa atau kota, anak-anak diajak bergembira mengenang sejarah dengan lomba yang memberi hadiah-hadiah mengesahkan bahagia.

Pada saat mengikuti lomba, anak-anak biasa mendengar lagu-lagu nasional atau kebangsaan. Lagu-lagu yang menyemangati sekaligus mengakrabkan anak-anak dengan sejarah Indonesia. Mereka berimajinasi pahlawan, lagu, senjata, proklamasi, lautan, garuda, dan lain-lain. Anak-anak ikut bernyanyi, yang mengartikan mereka sering mendengar saat berada di sekolah atau mengikuti acara-acara publik.

Artikel Lainnya
1 of 9

Lomba dan lagu yang membuat mereka memiliki Agustus. Dulu, para seniman rajin menggubah lagu yang bermaksud mengajak masyarakat mengetahui sejarah dengan nada dan kata. Beberapa lagu mudah dipahami oleh anak-anak. Lagu-lagu yang terkenal sering terdengar saat Agustus meski ada beberapa lagu sulit diketahui oleh masyarakat.

Kita sodorkan lagu berjudul “Dirgahayu Indonesia” yang digubah Ibu Sud dan lirik dibuat oleh Bahrum Rangkuti. Lagu yang jarang terdengar saat acara-acara selama Agustus. Anak-anak tidak mengetahuinya. Kita mengutip lirik lagu: panji-panji kemegahan dari gunung sampai pantai/ melambangkan persatuan, kita sebangsa takdir Ilahi/ moga-moga Tuhan yang Esa melimpahkan hikmat kurnia, bagi pembinaan Indonesia ke cahaya baru. Ibu Sud itu komponis terkenal yang mewariskan lagu-lagu anak terus dinyanyikan sepanjang masa. Lagu yang dibuatnya berkaitan Agustus justru tidak diakrabi anak-anak.

Baca Juga :   Tokoh, Puisi, Kitab Suci

Agustus memang lomba dan lagu untuk anak-anak, yang menyadari kemerdekaan tidak sekadar hormat bendera, berbaris, atau kirab. Di sekolah, anak-anak masa lalu mendapat pelajaran sejarah dengan beragam tema. Yang pernah menjadi murid pada masa Orde Baru pasti ingat dengan PSPB (Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa). Kita masih mendapatkan buku lama PSPB 1 (1984) yang diterbitkan Yudhistira. Buku disusun Kadarsah, Harijadi Judha, Negoro, dan P Sumartono. Buku untuk murid-murid kelas 1 SD.

Buku memuat banyak gambar. Kata-kata cuma sedikit, yang mengarahkan anak-anak mengenal dan memuliakan Indonesia. Buku itu disusun dengan maksud: “… penjabaran GBHN 1982 yaitu untuk meneruskan dan mengembangkan jiwa, semangat dan nilai-nilai 1945 kepada generasi muda dengan cara menyajikan sejarah Indonesia, sejak proklamasi sampai dewasa ini.” Kita membayangkan anak-anak sudah diharuskan mengetahui sejarah Indonesia yang rumit dan sering dibuat main-main oleh penguasa.

Buku yang mengenalkan para pahlawan. Murid-murid diajak mengenali pulau-pulau. Pengetahuan yang penting diketahui: pakaian adat. Anak-anak juga belajar tentang Garuda Pancasila dna bhinneka tunggal ika. Buku tipis dengan sajian sejarah yang kurang memikat tapi dulu diajarkan agar anak-anak mengerti sejarah.

Usaha membuat anak-anak tebal pengetahuan sejarah dikuatkan dengan pelajaran lain. Kita membuka buku Bahasa Indonesia 1a: Belajar Membaca dan Menulis (1986). Buku untuk murid-murid kelas 1 SD. Di situ, ada gambar dan kalimat yang menjadikan mereka bangga sebagai orang Indonesia. Di halaman 24, ada gambar bendera yang mendapat keterangan: bendera merah putih. di halaman 25, gambar bocah membawa bendera. Keterangan yang dicantumkan: ini bendera budi, bendera merah putih.

Agustus, bulan lomba. Anak-anak ikut lomba dan mendapat hadiah. Agustus pun lagu meski mereka jarang mengetahui nama-nama pencipta lagu, yang berulang terdengar untuk Hari Kemerdekaan. Agustus mungkin bukan saat untuk sibuk membaca buku-buku pelajaran yang mengandung sejarah. Yang teringat adalah rezim Orde Baru pernah “serius” mengajarkan sejarah tapi buku-buku yang dibuat jarang membuat anak-anak terpikat dan terkesan sepanjang masa.

Baca Juga :   Berlalu dan Teringat

Bagikan

Leave a Reply