Haedar Nashir Resmikan Enam Bangunan AUM di Kotagede, Singgung Momentum Membangun Islam Berwawasan Global

Bagikan

YOGYAKARTA — Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir, meresmikan lima bangunan milik Muhammadiyah di kawasan Kotagede, Yogyakarta, Sabtu (2/8/2025).

- Advertisement -

Keenam bangunan itu adalah Masjid Multifungsi SMP Muhammadiyah 7 Yogyakarta, Kampus 2 SD Muhammadiyah Purbayan, Pondok Pesantren Tahfidzul Quran Muhammadiyah Ibnu Juraimi Cokroyudan dan Kudusan, TK ABA Bodon, serta RS PKU Muhammadiyah Kotagede.

Artikel Lainnya
1 of 63

Haedar Nashir menyampaikan sambutannya di SMP Muhammadiyah 7 Kotagede Yogyakarta. Acara ini juga dihadiri oleh jajaran pimpinan PCM Kotagede, PCA Kotagede, dan ortom-ortom Muhammadiyah.

Sambutan Haedar Nashir

Dalam sambutannya, Haedar menilai lima bangunan Muhammadiyah yang diresmikan hari ini merupakan modal penting. Terutama untuk membangun masa depan Kotagede sebagai pusat peradaban Islam yang terbuka dan inklusif.

“Jika yang lima [bangunan-bangunan] ini kita lipatgandakan menjadi sebuah gerakan yang menyatu, maka Kotagede akan melahirkan masyarakat yang Islami, dan juga berwawasan masyarakat, bangsa, kemanusiaan global, dan semesta,” tegasnya.

Haedar pun berharap bangunan-bangunan tersebut menjadi titik tolak gerakan Muhammadiyah Kotagede. Tidak hanya untuk kemajuan umat Islam, tetapi juga untuk kemanusiaan secara luas.

Kotagede, sebut Haedar, memiliki peran penting dalam sejarah awal pergerakan Muhammadiyah, setelah Kauman.

Sejak awal abad ke-20, kawasan ini berkembang menjadi pusat pendidikan, dakwah, dan kewirausahaan yang melahirkan banyak tokoh nasional.

Salah satunya adalah HM Rasjidi, Menteri Agama pertama Republik Indonesia, yang berasal dari Kotagede.

Baca Juga :   Pesantren Ramadhan Upaya Meningkatkan Iman Dan Taqwa Serta Pendidikan Berkualitas

“Ini menjadi contoh, menjadi jejak, untuk anak-anakku sekalian di Kotagede ini, bahwa sekolah, pondok pesantren, dan lain sebagainya itu harus menjadi wasilah untuk melahirkan generasi ulul albab,” tutur Haedar.

Ia menekankan bahwa generasi ulul albab adalah generasi yang memiliki kejernihan hati, ketekunan dalam mendekatkan diri kepada Allah, dan keluasan ilmu pengetahuan, baik agama maupun kehidupan sehari-hari.

Islam mendorong umat untuk belajar

Dalam pidatonya, Haedar juga mengingatkan bahwa Islam adalah agama yang mendorong umatnya untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.

Ia menyinggung ayat pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad, yaitu Iqra’, sebagai perintah untuk membaca dan belajar.

Menurutnya, kemajuan umat Islam di masa lalu berakar dari tradisi keilmuan yang kuat. Namun, kemudian melemah akibat penjajahan dan kemunduran pendidikan.

“Islam itu bikin sekolah yang bagus, bahkan masjidnya ini nanti juga disebut Masjid Multifungsi. Bukan hanya untuk salat, tapi juga untuk berdiskusi, membagi zakat, dan berpikir tentang masa depan Kotagede,” kata Haedar.

Ia mengkritik pandangan sempit yang hanya memaknai Islam sebatas simbol-simbol luar seperti pakaian atau bahasa Arab, tanpa mengedepankan esensi ilmu dan peradaban.

Bagi Haedar, membangun masjid dan sekolah yang fungsional adalah bentuk nyata perwujudan Islam sebagai agama yang membangun peradaban.

Peresmian ini menjadi simbol komitmen Muhammadiyah Kotagede untuk terus menghidupkan Islam, dengan tetap mengakar pada budaya lokal dan terbuka terhadap tantangan global. (Ahmad Yasin)


Bagikan

Leave a Reply