Islam Wasatiyah Sebagai Landasan Gerakan Kemajuan Muhammadiyah

Bagikan

Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof. Dr. H. Hamim Ilyas, menegaskan bahwa Islam wasatiyah atau Islam moderat merupakan fondasi utama gerakan Muhammadiyah dalam mendorong kemajuan umat Islam. Hal itu disampaikan pada Pembukaan Pelatihan Kader Tarjih Tingkat Nasional Batch I di Makassar, pada Kamis (30/5).

- Advertisement -

“Muhammadiyah harus menjadi pelopor kemajuan umat Islam. Jika bukan Muhammadiyah, siapa lagi yang akan mendorong kemajuan ini?” Tegas Hamim.

Islam Wasatiyah: Jalan Tengah, Bukan Sekadar Moderasi

Artikel Lainnya
1 of 52

Mengutip Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 143, Hamim menjelaskan bahwa konsep Islam wasatiyah yang dianut Muhammadiyah menempatkan posisi gerakan ini di tengah, tidak condong ke ekstrem kanan (konservatif) maupun ekstrem kiri (liberal).

Dilansir muhammadiyah.or.id Hamim mengatakan bahwa Islam wasatiyah yang dijalankan Muhammadiyah bukan hanya sebatas moderasi dalam beragama, melainkan memiliki fungsi nyata dalam kehidupan.

“Islam dalam perspektif Muhammadiyah adalah agama yang mencakup perintah, larangan, dan petunjuk Allah yang diturunkan dalam Al-Qur’an dan sunnah shahih, demi mewujudkan kebaikan hidup manusia di dunia dan akhirat,” paparnya.

Hamim merujuk pada prinsip “Masalah Lima” Muhammadiyah serta “Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah” yang menegaskan bahwa Islam adalah rahmat dan hidayah untuk seluruh umat manusia, berlaku sepanjang masa.

Rahmat sebagai Manifestasi Cinta

Lebih lanjut, mengutip surah Al-Anbiya ayat 107, Hamim menjelaskan jika Islam rahmatan lil alamin adalah cinta yang diwujudkan dalam bentuk pemberian kebaikan nyata bagi yang membutuhkan.

Baca Juga :   Brosur Lebaran AMM Kotagede Terbit

“Rahmat itu adalah anugerah untuk memenuhi kebutuhan alam semesta, yang dalam Al-Qur’an disebut hayah thayyibah—kehidupan yang baik, sejahtera, damai, dan bahagia,” jelasnya.

Hayah thayyibah, lanjut Hamim, hanya bisa dicapai melalui kombinasi antara iman dan amal saleh, sebagaimana tertuang dalam surah Al-Baqarah ayat 62 dan An-Nahl ayat 97. “Kedua ayat ini, menegaskan jaminan kesejahteraan bagi mereka yang beriman dan beramal saleh, tanpa rasa takut dan sedih,” ucapnya.

Pada pelatihan tersebut, Hamim turut menyampaikan tiga program prioritas Majelis Tarjih dan Tajdid hingga 2027. Pengembangan Kurikulum Halaqah Gerakan Tarjih (KHGT), Penyusunan Fikih Muhammadiyah, dan Penguatan Tafsir at-Tanwir.

“Fikih modernitas yang kita susun harus berbasis pada Al-Qur’an yang hidup di Muhammadiyah. Seperti nilai-nilai dalam surah Al-‘Ashr: iman, amal saleh, dan saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran,” katanya.

Melalui pendekatan itu, pihaknya berharap Muhammadiyah dapat membangun masyarakat Islam modern yang sejahtera, damai, dan bahagia, serta menjadi teladan dalam penerapan Islam sebagai rahmatan lil alamin. (guf)

Sumber: muhammadiyah.or.id


Bagikan

Leave a Reply