Pertahankan Tradisi Juara, Marching Band Jadi Ikon SD Muhammadiyah Bodon

Bagikan

BANTUL – Marching band telah menjadi ikon SD Muhammadiyah Bodon berkat deretan prestasi yang terus berlanjut dari tahun ke tahun. Konsistensi meraih juara menjadikan marching band bukan sekadar kegiatan ekstrakurikuler, tetapi juga identitas kebanggaan sekolah.

- Advertisement -

Sejak 2008, tim drumband sekolah sukses menjuarai berbagai ajang, diantaranya Juara II di Cirebon dan Juara I Nasional di Surabaya pada 2012. Sejak itulah, drumband Gita Bahana Cakti terus berupaya meningkatkan kualitasnya.

Terbaru, tim Gita Bahana Cakti sukses meraih Juara II Nasional Piala Raja Hamengku Buwono X 2025, naik satu peringkat dari capaian tahun sebelumnya.

Artikel Lainnya
1 of 69

Kepala SD Muhammadiyah Bodon, Eko Rusyan Anan Prasetyo menjelaskan, keberhasilan itu berkat kerja keras dan persiapan panjang dari tim yang ia bentuk usai lomba tahun sebelumnya.

“Begitu dapat tropi juara 3 tahun lalu, seminggu kemudian kami kumpul dan membentuk kepanitiaan. Mempersiapkan diri untuk kompetisi selanjutnya. Alhamdulillah wali murid sangat mendukung,” ungkapnya, Kamis (23/10).

Drumband, kata Eko, sudah menjadi ikon SD Muhammadiyah Bodon sejak lama. Sekolah ini dikenal sebagai satu-satunya SD di Yogyakarta yang memiliki tim brass instrument.

“Kami satu-satunya SD di Jogja yang sudah pakai alat brass. Lawannya saja kadang bukan dari Jogja, tapi dari luar seperti Semarang atau Jawa Timur,” ungkapnya.

Dalam proses latihan, Eko mengatakan bahwa kegiatan marching band sudah menjadi ekstrakurikuler wajib bagi siswa Kelas III sebagai penjaringan bakat. Mereka menggunakan pianika sebelum naik ke level brass di kelas 5 dan kelas 6.

Baca Juga :   Pelepasan Santri KB dan TK Aisyiyah Nyai Ahmad Dahlan

“Kelas 3 semua wajib ikut dulu pakai pianika. Nanti yang berbakat akan lanjut ke tim kadet. Setelah itu baru belajar alat brass, karena memang susah. Satu nada saja bisa butuh latihan berbulan-bulan,” terangnya.

Latihan rutin digelar dua kali setiap minggu, dan menjelang lomba para siswa menjalani karantina intensif. Sekolah menghadirkan lima pelatih profesional di bidang masing-masing, mulai dari perkusi, brass, serta color guard.

“Semoga, marching band akan terus jadi ciri khas Bodon. Kalau ada yang bilang, ‘mana marching band yang bagus?’ ya orang langsung ingat Bodon,” harapnya. (guf)


Bagikan

Leave a Reply