
Seantero Alam Bertasbih Kepada Nya
السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
اَلْحَمْدُ لله الَّذِيْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَا لْأَرْضَ وَاخْتِلَا فَ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآَيَاتٍ لِأُولِي ا لْأَلْبَابِ.
أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مَّقَامًا وَ أَحْسَنُ نَدِيًّا.
وَ أَشْهَدُ أَنَّ محَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمُتَّصِفُ بِالْمَكَارِمِ كِبَارًا وَصَبِيًّا. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُوْلاً نَبِيًّا، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ يُحْسِنُوْنَ إِسْلاَمَهُمْ وَلَمْ يَفْعَلُوْا شَيْئًا فَرِيًّا،
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَاالْحَاضِرُوْنَ الكرام اُوْصِيْ نَفْسِيْ وَ إِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى : وَمِنْ ءَاٰيَتِهِ ٱلَّيْلُ وَٱلنَّهَارُ وَٱلشَّمْسُ وَٱلْقَمَرُۚ لَا تَسْجُدُولِلشَّمْسِ وَ لَا لِلْقَمَرِ وَٱسْجُدُوا لِلَّه الَّذِى خَلَقَهُنَّ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
Jamaah yang berbahagia
Marilah bersama-sama kita panjatkan puji dan syukur kepada Allah Swt yang telah menciptakan langit dan bumi dengan segala isinya, menciptakan alam semesta dalam keserasian dan keseimbangan. Mari kita perbarui kesaksian kita masing-masing bahwa tiada tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad saw. adalah utusan Allah yang risalahnya membawa dan menjanjikan kebahagiaan kita semua, baik di dunia dan akhirat. Selawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad saw, kepada keluarganya, kepada para sahabatnya, dan kepada setiap orang yang mengikuti risalahnya.
Jamaah yang dirahmati Allah
Seluruh alam senantiasa bertasbih kepada-Nya, memuji kebesaranNya sebagaimana tercantum dalam Al-Qur’an Surah An-Nur yang berbunyi,
اَلَمْ تَرَ اَنَّ اللّٰهَ يُسَبِّحُ لَهٗ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَالطَّيْرُ صٰۤفّٰتٍۗ كُلٌّ قَدْ عَلِمَ صَلَاتَهٗ وَتَسْبِيْحَهٗۗ وَاللّٰهُ عَلِيْمٌۢ بِمَا يَفْعَلُوْنَ
Artinya: “Tidakkah engkau (Muhammad) tahu bahwa kepada Allah-lah bertasbih apa yang di langit dan di bumi, dan juga burung yang mengembangkan sayapnya. Masing-masing sungguh, telah mengetahui (cara) berdoa dan bertasbih. Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.” (Q.S. An-Nur ayat 41)
Seluruh alam meliputi bumi, tumbuhan, binatang, gunung dan lautan semua bertasbih dan memenuhi sunatullah. Hari ini, bulan dan matahari yang ada di langit bertasbih dengan sangat kuatnya. Mengajak kita untuk bertasbih, memuji kebesaran Allah Swt. dan merenungi setiap jengkal dari ciptaanNya.
Kaum Muslimin yang dirahmati Allah.
Di benak kita muncul pertanyaan. Apa sesungguhnya yang terjadi di balik peristiwa alam yang menakjubkan ini? Apakah peristiwa ini hanya sekali terjadi di dunia ini atau justru terjadi berulang kali? Hikmah-hikmah apa saja yang dapat kita petik dari peristiwa ini?
Jamaah rahimakumullah
Dahulu kala banyak orang terlanjur keliru dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Ada yang menyangka bahwa gerhana terjadi karena bulan ditelan oleh Batara Kala atau bahkan Naga Raksasa, sebab itu mereka memukul-mukul kentongan, lesung, dan benda lain yang menimbulkan bunyi nyaring dengan tujuan agar raksasa yang menelannya menjadi takut dan mau memuntahkan kembali bulan yang telah ditelannya. Padahal peristiwa gerhana adalah peristiwa yang sudah dapat diperhitungkan secara saintifik dan tersurat dalam Syariat.
Kaum muslimin yang dirahmati Allah.
Malam dan siang adalah dua di antara sekian banyak tanda-tanda kekuasaan Allah Swt. yang bertebaran di alam semesta ini. Untuk lebih memahami, marilah kita perhatikan Al-Qur’an dalam Surah Yasin ayat 37 hingga 40 yang sering kita baca:
(37) وَاٰيَةٌ لَّهُمُ الَّيْلُ ۖنَسْلَخُ مِنْهُ النَّهَارَ فَاِذَا هُمْ مُّظْلِمُوْنَ
(38) وَالشَّمْسُ تَجْرِيْ لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَا ۗذٰلِكَ تَقْدِيْرُ الْعَزِيْزِ الْعَلِيْمِۗ
(39) وَالْقَمَرَ قَدَّرْنٰهُ مَنَازِلَ حَتّٰى عَادَ كَالْعُرْجُوْنِ الْقَدِيْمِ
(40) لَا الشَّمْسُ يَنْۢبَغِيْ لَهَآ اَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا الَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ ۗوَكُلٌّ فِيْ فَلَكٍ يَّسْبَحُوْنَ
Artinya: Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah malam; Kami tanggalkan siang dari malam itu, maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan (37) dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui (38) Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua (39) Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya (40). (Q.S. Yasin ayat 37-40)
Dengan demikian, siang dan malam, matahari dan bulan adalah ciptaan-ciptaan Allah. Semuanya diciptakan menurut aturan-aturan tertentu yang oleh para ahli ilmu alam disebut dengan hukum alam, atau yang kita namakan dengan istilah sunnatullah. Semuanya berada di bawah kekuasaan dan pemeliharaan Allah dan tidak ada seorangpun yang mampu mengubah atau mengganti sunnatullah tersebut.
Mari kita simak firman Allah Swt. mengenai sunatullah berikut:
سُنَّةَ اللّٰهِ الَّتِيْ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلُ ۖوَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّةِ اللّٰهِ تَبْدِيْلًا
Artinya: (Demikianlah) hukum Allah, yang telah berlaku sejak dahulu, kamu sekali-kali tidak akan menemukan perubahan pada hukum Allah itu. (Q.S. al-Fath ayat 23)
Jamaah yang diberkahi Allah.
Gerhana bulan adalah bukti adanya sunnatullah. Sunnatullah adalah hukum Allah Swt. yang telah ditetapkanNya. Menghadapi hukum Allah ini manusia tidak berdaya sama sekali untuk mengubahnya apalagi menentangnya. Menyadari ketidakberdayaan dan kelemahan kita di hadapan kekuasaan Allah inilah yang merupakan pangkal keselamatan dan kebahagiaan hidup karena akan mendorong kita untuk senantiasa berpasrah diri pada bimbingan dan petunjuk Allah Swt. Allah adalah Tuhan yang Maha Agung, Maha Kuasa, dan Maha Perkasa. Namun demikian, Allah jugalah yang Maha bijaksana, Maha Kasih, Maha Cinta, dan Maha Sayang kepada setiap makhlukNya yang berpasrah diri kepadaNya. Satu-satunya cara berpasrah diri kepada Allah Swt. adalah dengan mengikuti dan mengamalkan petunjuk agama yang diridaiNya, yaitu al-dīn al-Islām, risalah keselamatan dan kedamaian.
Kaum Muslimin yang dirahmati Allah.
Dengan sunattullah ini, manusia yang diberi ilmu akan bisa memperhitungkan peredaran bulan yang mengelilingi bumi begitupun dengan bumi yang mengelilingi matahari. Maka jauh-jauh hari, peristiwa gerhana bisa diketahui, tidak hanya jamnya, tetapi juga menit dan bahkan detiknya. Momen gerhana bulan juga menjadi wahana yang tepat untuk memperbanyak permohonan ampunan, taubat, kembali kepada Allah sebagai muasal dan muara segala keberadaan di alam semesta ini.
Semoga fenomena gerhana bulan kali ini meningkatkan kedekatan kita kepada Allah, membesarkan hati kita untuk ikhlas menolong sesama, serta menjaga kita untuk selalu ramah terhadap alam sekitar kita. Akhirnya, sebagai penutup khutbah ini, marilah bersama kita panjatkan doa kehadirat Allah Swt. dengan ikhlas dan sepenuh hati. Mudah-mudahan dengan kebersamaan kita dalam berdoa ini Allah akan mengabulkan dan mengijabahi,
أَلْحَمْدُ للهِ حَمْدًا يُّوَافِى نِعَمَهُ وَيُكَافِى مَزِيْدَهُ. يَارَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَمْبَغِىْ لِجَلاَلِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَلعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ. رَبَّنَا إِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِياً يُّنَادِى لِلْإِيْمَانِ أَنْ آمِنُوْا بِرَبِّكُمْ فَآمَنَّا. رَبَّنَا فَغْفِرْلَنَا ذُنُوْبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ الْأَبْرَارِ. رَبَّنَا لَاتُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْهَدَيْتَنَا وَهَبْ لَناَ مِنْ لَّدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ. رَبَّناَ إِنَّكَ جَامِعُ النَّاسِ لِيُوْمٍ لَّا رَيْبَ فِيْهِ إِنَّكَ لَاتُخْلِفُ الْمِيْعَاد. رَبَّنَا لَاتُؤَاخِذْنَا اِنْ نَّسِيْنَا أَوْ أَخْطَأنَا. رَبَّنَاوَلَاتَحْمِلْ عَلَيْنَا اِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا. رَبَّنَاوَلَاتُحَمِّلْنَا مَالَاطَاقَةَ لَناَ بِهِ. وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْلَناَ وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ. رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا صَلَاتَنَا وَصِيَامَنَا وَجَمِيْعَ عِبَادَاتِنَا بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ اْلعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُللهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ.
ثُمَّ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Oleh: Ahmad Amiruddin Priyatmaja, M.Ag.