Jejak Imaji Rayakan Satu Dekade dan Kenang Joko Pinurbo
Jejak Imaji, Komunitas Belajar Sastra, merayakan kelahirannya satu dekade bertajuk โLanggeng: Perayaan 1 Dekade Jejak Imajiโ. Momen ini tidak hanya merayakan perjalanan panjang mereka, tetapi juga didedikasikan untuk mengenang tokoh sastrawan Indonesia yang belum lama kembali ke pangkuan Tuhan YME, yakni Joko Pinurbo, atau lebih akrab disapa Jokpin.
Perayaan 1 Dekade itu telah dimulai pada Sabtu, 20 Juli 2024 dan akan berlangsung hingga 28 Juli 2024 bertempat di Sekretariat Jejak Imaji. Selama rentang waktu itu, digelar kegiatan Pameran: Membaca Jokpin, Lapak Buku, Launching Antologi Puisi, Launching Album Musik, Diskusi Sastra dan Komunitas, Orasi Budaya, Celoteh, TAPSSU, Artist Talk, Talkshow, Bentang Layar, Sarasehan Budaya, serta Bincang Seni dan Closing Ceremony.
Bangun Pratomo, ketua pelaksana, menyampaikan bahwa Perayaan 1 Dekade ini dipersiapkan sekitar dua bulan. Di hari pertama, Langgeng dimulai dengan Pameran Membaca Jokpin, lapak buku, peluncuran buku antologi puisi Avontur, Orasi Budaya oleh Iqbal H. Saputra, salah satu penggagas Jejak Imaji dan sekarang menjadi Ketua Dewan Kesenian Belitung, dan diakhiri dengan Launching album Juga Waktu Jejak Imaji.
โPameran Membaca Jokpin ini memang untuk mengenang dan bentuk penghormatan kami pada Pak Jokpin, sastrawan yang beberapa bulan lalu kembali ke pangkuan Tuhan,โ katanya.
โSemoga dengan adanya acara ini menjadi upaya baik untuk terus menghidupkan ruang-ruang sastra, seni, dan kebudayaan di Yogyakarta,โ harap Bangun.
Jejak Imaji sebagai โTerminalโ
Bayu Aji Setiawan, ketua Jejak Imaji, menyampaikan bahwa perayaan 10 tahun Jejak Imaji telah dirayakan pada 4 April 2024 yang bertepatan pada bulan Ramadan lalu.
โSebenarnya kami sudah melakukan perayaan kecil-kecilan sebagai bentuk syukur, dengan potong tumpeng pada 4 April 2024. Tapi, rasanya kok ada yang kurang begitu. Kemudian, selama kurang lebih 2 bulan, kami mempersiapkan kegiatan ini untuk mengundang teman-teman yang pernah berproses di Jejak Imaji,โ papar Bayu.
Saya menyadari, imbuhnya, bahwa kata โLanggengโ ini tidak tiba-tiba muncul. Langgeng menjadi akumulasi hal-hal yang mewakili satu dekade Jejak Imaji. Sementara jika ditelisik kembali, makna Langgeng memiliki arti abadi, tidak ada habisnya.
Lebih lanjut, Bayu mengungkap semangat Jejak Imaji sebagai Kelompok Belajar Sastra tidak selalu soal sastra yang dimaknai secara teks saja, melainkan makna yang lebih luas. โSpirit itulah yang kemudian melahirkan banyak program rutin. Misalnya, agenda Screening dan Diskusi Film dan program lainnya yang masih ada ruh sastranya,โ.
Jejak Imaji, komunitas yang sempat singgah lama di Kotagede, telah menjadi wadah bagi banyak sastrawan, seniman, penulis, dan pecinta seni dan sastra untuk berkumpul, berdiskusi, dan berkolaborasi.
Melihat eksistensi Jejak Imaji hingga sekarang, maka tidak salah jika layak disebut juga sebagai โterminalโ bagi banyak orang untuk berproses dan berkembang. โDi sini (Jejak Imaji) banyak teman-teman yang hadir, menetap sejenak, kemudian pergi. Namun yang perlu diingat bahwa, Jejak Imaji ini sebagai satu anak tangga bagi teman-teman untuk berproses dan semoga bisa memberikan dampak positif untuk teman-teman berkembang lebih baik,โ tutur Bayu.
โLanggeng ini juga menjadi harapan, bahwa Kelompok Belajar Sastra Jejak Imaji akan menjadi ruang-ruang yang akan terus ada dan tumbuh hingga diluar tubuh jejak imaji,โ tegas Bayu.
Dedikasi Mengenang Jokpin
Sebagai wadah bagi banyak pegiat seni dan sastra, Perayaan 1 Dekade ini semakin mengukuhkan Jejak Imaji sebagai ruang berkumpul, berdiskusi, dan berkolaborasi. Salah satunya lewat sosok Jokpin yang begitu lekat.
Ketua Jejak Imaji itu juga bercerita bahwa, awalnya Perayaan 1 Dekade akan digelar selama dua hari saja, yaitu pada tanggal 20 dan 21 Juli. Kemudian Jejak Imaji melebarkan sayap berkolaborasi dengan berbagai pihak lewat kegiatan Pameran Membaca Jokpin dan kolaborasi bersama Hiruk Pikuk dalam program Tapssu: Tribute to Jokpin.
โTapssu punya edisi untuk para penyair, dan kali ini masuk edisi ketiga itu mengenang Jokpin. Mengenang Jokpin dan karya-karyanya lewat musik dan puisi,โ jelas Bayu, yang juga sebagai anggota di Hiruk Pikuk.
Sementara Pameran Membaca Jokpin, menampilkan karya para seniman dan penyair yang merespons sosok maupun karya-karya Jokpin melalui puisi, lukisan, patung, desain grafis, dan medium seni lainnya. โKarena puisi Jokpin ini tidak cukup direspons dengan musik saja,โ kata Bayu
Membaca Jokpin menjadi upaya Jejak Imaji untuk mengenang dan menghormati sosok Joko Pinurbo, sebagai salah satu sastrawan berpengaruh dalam khazanah Sastra Indonesia. โSehingga kami mengajak teman-teman dari lintas disiplin kesenian lainnya untuk merespons Jokpin. Lewat karya seni yang terinspirasi oleh sosok maupun karya Jokpin lewat patung, puisi, lukisan dan lainnya,โ.