Pasar Pasan Kotagede 1446, Padukan Heritage dan UMKM

Bagikan

KOTAGEDE – Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kotagede melalui Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) kembali menggelar Pasar Pasan Kotagede 1446 Hijriah, Sabtu (8/3/2025). Kegiatan tahunan yang kedua kalinya ini mengambil lokasi strategis di area Between Two Gates, Alun-Alun Selatan Kotagede, Yogyakarta.

- Advertisement -

Berbeda dengan tahun sebelumnya, penyelenggaraan Pasar Pasan kali ini mengusung konsep perpaduan antara heritage budaya dan pemberdayaan UMKM lokal. Pemilihan lokasi di Between Two Gates sengaja dipilih karena merupakan salah satu ikon heritage Kotagede.

“Tahun ini kita mencoba menggabungkan antara heritage budaya dengan kegiatan UMKM. Makanya kita memilih lokasi di Between Two Gates yang sudah terkenal sebagai salah satu ikon Kotagede,” ujar Rokhmat Fakhruddin Ketua Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Kotagede sekaligus ketua acara.

Artikel Lainnya
1 of 52

Perbedaan lainnya yaitu tahun ini lebih eksklusif dibanding Pasar Pasan 2024, di mana ada sekitar 20 pedagang UMKM. Selain aktivitas jual-beli, Pasar Pasar 2025 juga dilengkapi dengan pameran sejarah satu abad Muhammadiyah di Kotagede.

“Kami juga menghadirkan konsep pameran satu abad Muhammadiyah di Kotagede secara administratif. Maka dibuat mini pameran untuk seabad Muhammadiyah Kotagede. Dan untuk menambah nilai heritagenya, kita ada program telusur, semacam walking tour yang melibatkan beberapa komunitas lokal,” tambah Kang Mamad, sapaan akrabnya.

Baca Juga :   Kulonuwun Kotagede: Napak Tilas Sejarah dan Pergerakan Muhammadiyah

Dengan mengusung tema “Pasugatan Kotagede” itu menggambarkan keragaman sajian yang ditampilkan dalam Pasar Pasan. Sehingga, Pasar Pasan diharapkan tidak hanya menjadi destinasi wisata kuliner selama bulan Ramadhan, tetapi juga menjadi sarana edukasi budaya dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.

“Pasugatan itu lebih ke sajian. Tapi bukan cuma sajian dalam terminologi makanan. melainkan sajian dalam konteks yang lebih luas lagi. Jadi kita menyajikan UMKM-nya, menyajikan heritage-nya, dan menyajikan nuansa-nuansa Kotagede lainnya,” pungkasnya.

Pameran Satu Abad Muhammadiyah

Pada pameran sejarah Muhammadiyah ini  menampilkan kiprah organisasi Islam tertua di Indonesia tersebut digelar di salah satu rumah tokoh Muhammadiyah Kotagede. Kurator pameran, Ahmad Yasin mengungkapkan bahwa pameran ini menjadi elemen penting untuk mengaktivasi nilai heritage kawasan Kotagede yang menjadi lokasi penyelenggaraan Pasar Pasan 2025.

“Untuk mendukung Pasar Pasan, kehadiran pameran ini cukup jadi pembeda dari tahun sebelumnya. Jika sebelumnya diadakan di jalan raya, sekarang digeser ke kawasan heritage. Kawasan heritage itu perlu didukung dengan aktivasi program yang terkait dengan itu,” paparnya.

Pameran berupa foto-foto menampilkan berbagai momen penting dalam perjalanan Muhammadiyah di Kotagede sejak tahun 1920-an. Koleksi yang dipamerkan dibagi dalam beberapa periode waktu untuk memudahkan pengunjung memahami perkembangan Muhammadiyah di Kotagede.

“Kami merekam awal-awal perkembangan Muhammadiyah di Kotagede mulai periode 1920-an. Diwakili dengan beberapa foto lama, salah satunya dari tahun 1928 yang merupakan koleksi paling tua. Termasuk ada surat ketetapan,” tutur Yasin saat ditemui pada Sabtu (8/3/2025).

Dari 1920-1945, lanjut menjadi periode awal Muhammadiyah, kemudian periode 1946-1965 diwakili dengan foto-foto lama yang representatif, kemudian 1966-2000 ini yang lumayan cukup banyak foto-fotonya, dan kegiatan-kegiatan dari periode 2000-2004.

Baca Juga :   Kunjungan Silaturahmi PCM Kotagede ke PRM Mutihan

Foto-foto tersebut dilengkapi dengan narasi komprehensif tentang peran Muhammadiyah dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat Kotagede. “Kalau misalnya baca caption-captionnya, nanti akan paham bahwa Muhammadiyah di Kotagede itu juga bergerak di banyak bidang. Ada pendidikan, keagamaan melalui pengajian anak-anak, kemudian juga ada kegiatan kepanduan, seni budaya, bahkan ada usaha lewat penjualan beberapa produk,” terangnya.

Baginya, kehadiran pameran tersebut juga sebagai pemantik minat masyarakat untuk mengenal lebih dalam tentang kontribusi organisasi tersebut bagi perkembangan Kotagede.

“Kalau menurut saya, pameran ini sebagai pemantik untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang kiprah Muhammadiyah di Kotagede. Karena memang tidak bisa dipungkiri, Kotagede ini cukup jadi kawasan yang historis bagi perkembangan organisasi semacam Muhammadiyah. Jadi memang ini jadi salah satu pemantik agar kedepan bisa bikin acara atau aktivasi program yang lebih baik lagi,” tutup Yasin. (guf)


Bagikan

Leave a Reply