Yogyakarta – Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof. Dr. K.H. Haedar Nashir, M.Si. mengimbau seluruh pengurus, kader, dan simpatisan Muhammadiyah untuk memahami kembali Khittah dan Kepribadian Muhammadiyah menjelang Pilkada Serentak 2024.
- Advertisement -
Imbauan ini disampaikan menyusul atas munculnya pertanyaan-pertanyaan yang dinilai berupaya menggiring PP Muhammadiyah untuk mendukung calon tertentu, meski organisasi ini telah menetapkan sikap resmi terkait politik praktis.
โKenapa masih ada pertanyaan-pertanyaan yang harusnya sudah tidak perlu dipertanyakan. Tapi masih saja muncul baik ke wilayah, daerah, atau mungkin juga ke AUM,โ kata Haedar saat di Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta, Selasa (21/11).
Menurut Haedar, pertanyaan-pertanyaan tersebut seringkali bertujuan mencari legitimasi untuk pilihan politik tertentu. โIntinya kan ada Khittah, jadi tidak perlu menarik-narik Muhammadiyah. Juga Kepribadian Muhammadiyah itu sudah semua hafal kan? kecuali yang tidak,โ tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Haedar juga menekankan bahwa kedua dokumen organisasi tersebut telah mengatur posisi Muhammadiyah sebagai organisasi yang moderat. Dia menjelaskan salah satu poin penting dalam dokumen yang mengatur hubungan Muhammadiyah dengan pemerintah.
Haedar menambahkan, meski Muhammadiyah membantu pemerintah, hal tersebut tidak berarti organisasi ini berada di posisi subordinat. Pihaknya menegaskan, kedekatan dengan pemerintah juga tidak akan melemahkan sikap kritis organisasi sesuai putusan amanat Muktamar ke-35 pada poin kesepuluh Kepribadian Muhammadiyah
โKepribadian Muhammadiyah mengajarkan kita untuk bersikap adil dan korektif, baik ke dalam maupun ke luar dengan bijaksana,โ pungkasnya. (Guf)