Anak Mengerti Alam

Bagikan

Bandung Mawardi – Yang suka bernyanyi: anak-anak. Di rumah, mereka bergembira dengan bernyanyi. Bapak dan ibu memberi tepuk tangan atau pujian. Anak yang menyanyi mementingkan senang, bukan “mengerti” isi lagu atau berambisi mendapat kejuaraan. Konon, bernyanyi itu mengantar anak-anak menuju alamat-alamat pengetahuan dan pengalaman hidup meski tidak “tiba-tiba” dan serempak.
Sosok memberi ratusan lagu anak tapi namanya jarang teringat anak-anak di seantero Indonesia: AT Mahmud. Beberapa lagunya terkenal dan terus dinyanyikan sampai sekarang. Dulu, ia membuat lagu berjudul “Pohon Rindang”. Lagu untuk anak yang kurang terkenal tapi mengingatkan bujukan-bujukan mengerti dan menghayati alam.
Lirik lagu: Pohon rindang, pohon rindang/ Rimbun sungguh daunmu/ Tempat kami, tempat kami/ Duduk, duduk berteduh. Yang menyanyikan tidak bakal kelelahan. Lirik lagu yang tidak berlagak menasihati. Anak berimajinasi pohon rindang. Ia berada di bawahnya. Artinya, anak gampang mengetahui keindahan dan faedah pohon rindang. Di keseharian, anak mungkin sudah terbiasa bergaul dengan pohon-pohon. Pengertian yang dimiliki tidak hanya teduh.
Anak-ana mengetahui daun-daun yang rimbun, bunga dan buah, kesegaran udara, dan lain-lain. Pohon itu penting. Namun, AT Mahmud tidak mau cerewet dalam lagunya. Anak yang menyanyikan “Pohon Rindang” tanpa perlu penjelasan atau perintah perlahan mengetahui peran pohon dalam kehidupan di dunia. Lagu yang dimuat dalam buku berjudul Pustaka Nada (2000) itu mengantar mereka ke alamat pengetahuan dan pengalaman bertema alam.
Yang biasa disampaikan kaum dewasa: alam itu indah. Pada masa sekarang, anak-anak dapat menyangkalnya saat mengetahui alam telah rusak. Di perkotaan, mereka sulit menemukan pohon. Di desa, alam tidak seindah lagu lama atau puisi-puisi masa silam. Yang indah masih ada sebagai sisa-sisa. Anak-anak bakal memiliki tuntutan, impian, dan pengandaian agar alam selalu indah. Hari demi hari, anak-anak justru mendapat seruan-seruan yang bermaksud penyelamatan atau pelestarian alam. Anak-anak seperti mendapat tanggung jawab saat babak kehidupannya dirumitkan oleh alam yang rusak.
Anak-anak belajar alam di rumah dan sekolah. Pada suatu hari, mereka bertualang atau pelesiran di alam. Ada pula anak-anak yang melakukan pengamatan berkaitan tugas-tugas sekolah. Anak-anak yang terbiasa bernyanyi atau mendapatkan dongeng, ingin alam itu memberi kebaikan, kebahagiaan, dan keindahan. Alam yang “hidup” dan memberi semangat dalam peradaban.
Sejak lama, pengajaran alam kadang melalui puisi. Anak-anak memang tidak memiliki hafalan yang banyak untuk puisi. Mereka lebih mudah dengan lagu-lagu ketimbang puisi. Namun, anak-anak yang mau membaca dan menikmati puisi bakal mendapatkan petunjuk dan bujukan yang mungkin mengejutkan.
Kita sodorkan puisi berjudul “Kemuning” gubahan LK Ara dalam buku Namaku Bunga (1981). Kita membaca: Aku dapat berbunga lebat/ jika udara dingin/ dan hujan turun deras/ semalam-malaman/ hingga dingin benar-benar/ bagai membeku// Nah, jika kalian bangun pagi/ bisa kaget nanti/ aku sudah siap menyambut/ dengan bau wangi/ sungguh harum semerbak. Anak-anak yang terpesona bunga. Pada babak selanjutnya mereka mengetahui buah, akar, daun, dan dahan. Anak-anak akhirnya belajar alam dengan mengetahui hubungan tanaman, manusia, binatang, air, angin, dan lain-lain.
Puisi memang tidak terlalu diakrabi oleh anak-anak. Mereka suka menyanyi. Kita tetap memuji anak-anak yang ingin pengetahuannya terus berkembang dengan membaca buku-buku. Pada 1984, terbit buku berjudul Dunia Hijau: Hastakarya Anak-Anak, terjemahan dari edisi bahasa Inggris yang terbit di Amerika Serikat. Buku untuk anak-anak yang berisi penjelasan sederhana dan beragam ilustrasi yang memikat.
Penjelasan yang sederhana. Anak-anak mudah mengerti untuk berlanjut “membaca” dan menghayati alam. Yang mula-mula dimengerti adalah tetumbuhan. Di buku, deretan kalimat disajikan: “Tetumbuhan menyediakan sebagian terbesar makanan yang kita makan. Sayur-mayur, buah, padi, tepung, gula, rempah-rempah, yang semuanya berasal dari tetumbuhan.” Dimulai dengan tetumbuhan, anak-anak belajar tentang alam, yang mengandung “rahasia” dan pesan-pesan penting bagi para penghuni Bumi, sejak dulu sampai sekarang.


Bagikan
Artikel Lainnya
1 of 9

Leave a Reply