Kurasi UMKM Berbasis Orientasi Produk Bersama Baznas Microfinance Desa
Tetap aktif di akhir pekan, delapan orang pelaku UMKM yang tergabung dalam Paguyuban pelaku UMKM di bawah binaan Majelis Ekonomi dan Ketenagakerjaan Pimpinan Ranting ‘Aisyiyah Prenggan Kotagede, Yogyakarta berkesempatan mengikuti Kurasi produk UMKM yang diselenggarakan oleh Baznas Microfinance Desa (BMD) Kota Yogyakarta. Acara yang diadakan pada tanggal 7 dan 8 Desember 2024 tersebut bertempat di Gedung Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jalan Gedongkuning 130 B Yogyakarta. Kegiatan ini dihadiri sekitar 150 pelaku UMKM se DIY. Acara dibagi dalam 2 sesi. Sesi pertama adalah kurasi produk fashion dan kerajinan/craft. Sesi kedua, kurasi produk kuliner.
Mengahadirkan pembicara – pembicara handal dan berpengalaman global, acara ini menjadi sangat sarat muatan ilmu dan motivasi. Mereka adalah para pengusaha yang memulai usahanya dari nol dan sudah mengalami jatuh bangun hingga menjadi pengusaha sukses. Agung Sugeng Pramono, dari Baznas RI Jakarta, dalam sambutan pembukaan memotivasi para peserta untuk menggali sedalam – dalamnya ilmu ataupun pengalaman yang akan dibagikan oleh narasumber.
Drs. Andre Suryaman, Owner Natural House yang juga sebagai staf ahli Kementrian Perindustrian, memberikan materi Motivasi Bisnis. Ia membeberkan bahwa usaha yang dibangunnya awalnya hanya untuk bertahan hidup. Memulai usaha dengan modal semangat dan melakukan apa yang ia mampu dan ia kuasai. Pengusaha sekaligus pejabat yang tampil bersahaja ini memulai Bisnis sejak duduk di bangku SMA. Poin penting yang ditekankan adalah bahwa pasar itu tidak pernah sepi. Pembeli sebenarnya selalu banyak. Yang menjadi tantangan pengusaha adalah bagaimana cara mencari pembeli sebanyak mungkin. Ibarat memancing ikan di kolam atau menjaring ikan di laut. Ikan selalu ada bahkan banyak. Tinggal bagaimana menyiapkan umpan yang tepat dan melakukannya secara konsisten. Dengan terus memasang umpan maka lama – kelamaan pasti mendapatkan ikannya. Begitu juga dalam berdagang, siapkan komoditas dagangan yang tepat dan menawarkannya terus menerus. Maka pasti akan mendapatkan pembeli bahkan pelanggan yang banyak. Andre juga menjelaskan, Modal Usaha itu pertama adalah mental yang kuat. Kedua, terus menerus upgrade diri dan mengasah kreativitas dengan membaca buku dan mengikuti pelatihan. Ketiga, memilih umpan yang benar dan tehnik yang tepat.”Dahulu, orang memulai bisnis masih sangat susah. Harus menawarkan dari toko ke toko. Sekarang dengan kemajuan tehnologi digital, sambil berbaringpun kita sudah bisa menjangkau pasar yang sangat luas,” ungkapnya. “Ujian kegagalan itu ilmu yang sangat mahal. Semua pengusaha sukses pasti mengalami ujian ini” pungkasnya.
Ratna Puspitasari dihadirkan sebagai kurator sekaligus Pemateri tentang Legalitas Produk. What, Why and How. Apa itu legalitas produk, mengapa harus ada dan Bagaiman cara mendapatkannya. Beliau memaparkan betapa pentingnya kelengkapan legalitas seperti NIB, PIRT, Sertifikasi Halal, BP Pom dan hak paten ” Dengan kelengkapan legalitas, produk kita bisa menjangkau pasar yang lebih luas. Selain itu juga lebih aman, tidak mungkin ditiru oleh pihak lain” imbuhnya.
Materi tentang IKU (Indikator Kerja Utama) disampaikan oleh Ir. Bambang Arif Nugraha S. Tp. MBA, seorang instruktur keamanan pangan Agroindustri. IKU berfungsi sebagai alat ukur untuk menilai sejauh mana suatu organisasi, tim atau individu telah mancapai tujuan target tertentu. “Adalah penting untuk mengukur kinerja, mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan, memantau kemajuan terhadap target dan meningkatkan transparansi dan akuntabilitas organisasi” paparnya. Sebelum akhirnya ditutup, acara ini diselingi dengan konsultasi bisnis dan saling tukar pengalaman di antara peserta. Selain itu juga ada pojok legalitas yang melayani secara langsung untuk pendaftaran legalitas produk. (Nf)