Lomba PCM Unggulan, Asesor: Penilaiannya Mulai dari Hal Kecil dan Sepele
Kotagede – Lembaga Pengembangan Cabang Ranting dan Pembinaan Masjid (LPCR-PM) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PDM) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), menyelenggarakan lomba Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Unggulan. Dalam perlombaan tersebut, PCM Kotagede mewakili PDM Kota Yogyakarta karena sebelumnya mendapatkan predikat sebagai PCM terbaik tingkat kota.
Pelaksanaan lomba PCM Unggulan tingkat PWM DIY, berlangsung pada hari Sabtu, 31-08-2024 di kantor PCM Kotagede. Dalam lomba tersebut, terdapat tiga juri atau asesor dari Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY.
Sebagai salah satu juri atau asesor, Agus Yulianto ketua LPCR PWM Yogyakarta mengungkapkan, bahwa penilaian dalam lomba tidak hanya berpatokan pada adminitrasi saja, karena itu sudah umum dan biasa. Terdapat penilaian-penilaian yang tak kalah penting dalam perlombaan ini, seperti juri atau asesor akan menilai hal-hal kecil yang mungkin tidak diperhatikan oleh peserta lomba.
“Indikator penilaian banyak. Sebagai contoh, apakah bangunan ini sudah milik PCM bersertifikat atau masih menumpang kepada AUM? Sebab ada PCM yang masih menumpang di AUM, karena masih belum punya kantor sendiri. Kalau punya kantor sendiri, mendapat penilaian sangat bagus,” jelas Agus Yulianto.
Dalam perhelatan tersebut, penilaian kecil dan sepele juga diperhatikan. Agus Yulianto mencontohkan, penilaian tersebut meliputi adanya foto Kiai Ahmad Dahlan di kantor, terdapat bendera Muhammadiyah di kantor, dan peralatan kecil yang menunjang kerja seperti komputer serta printer.
“Apakah PCM mempunyai sertifikat yang dikeluarkan oleh PWM? Apakah anggota PCM ada eks dari anggota official PWM? Itu ditunjukkan dengan adanya SK. Apakah PCM mempunyai kajian rutin untuk pimpinan, PRM, dan Ortom? Apakah PCM mempunyai rapat rutin? Ditunjukkan buktinya dengan undangan, surat, dan daftar hadir,” paparnya saat diwawancarai.
Tidak hanya itu, Agus Yulianto juga menyinggung soal keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh masing-masing PCM DIY. Dalam penilaian, juri atau asesor turut memperhatikan dan mengulik keunggulan yang dimiliki oleh PCM, seperti amal usaha di bidang industri dan lain sebagainya.
“Sebagai contoh, salah satu PCM di Kulon Progo mempunyai usaha di bidang anggrek atau PCM Kotagede yang mempunyai usaha batik, angklung, dan kerajinan perak yang memiliki nilai jual,” imbuhnya.
Selain itu, sebagai ketua PCM Kotagede yang akan mewakili kota Yogyakarta, M. Hatta menjelaskan kesiapan dari PCM. Dari keterangannya, persiapan PCM Kotagede tidak terlalu berat, karena sudah dimulai ketika ikut lomba PCM Unggulan tingkat kota.
“Bisa dikatakan sebenarnya tidak terlalu berat. Mengapa kami mengatakan tidak berat? Karena kami sudah menyiapkan sejak menghadapi lomba tingkat daerah. Semua berkas sudah kami siapkan sejak kami ikut lomba di daerah dan juara 1, maka kemudian semua perangkat kita kumpulkan dan melihat kurangnya di mana saja. Jadi seperti itu, kalau beratnya tidak terlalu berat malahan,” jawabnya saat diwawancara.
Muhammad Hatta menargetkan PCM Kotagede di lomba PCM Unggulan tingkat DIY harus juara. Sebab dalam lomba sebelumnya, PCM Kotagede sudah pernah juara.
“Kalau sebelumnya juara satu tingkat daerah. Pada tahun berapa gitu ya, kami juga pernah juara 2 di tingkat wilayah,” katanya.
Menanggapi penilaian dalam lomba PCM Unggulan, M. Hatta menganggap penilaiannya sangat menyenangkan. Sebab PCM Kotagede sudah memenuhi penilaian tersebut, apalagi kalau melihat administrasi yang sangat rapi.
Bagi M. Hatta, lomba PCM Unggulan juga menjadi ajang yang bagus untuk melihat kekurangan PCM ketika mengikut lomba tersebut. Dari kekurangan itulah, PCM bisa memperbaiki diri.
“Dengan adanya penilaian ini, kami jadi tahu, oh ternyata kami banyak kekurangan. Kami masih perlu melangkah lebih jauh lagi, termasuk dalam pembinaan ranting-ranting. Dengan penilaian ini kita kelihatan sekali.”
Setelah mengikuti lomba, Muhammad Hatta ingin meningkatkan dan memperbaiki dua hal penting yaitu administrasi dan pembinaan PCM Kotagede ke arah yang lebih baik. Baginya, Muhammadiyah adalah organisasi yang tertib dalam hal administrasi.
“Pertama, Muhammadiyah itu terkenal dengan organisasi yang paling tertib dalam administrasinya. Maka kami harus benar-benar bisa membawa itu. Membuktikan kalau kami rapi dalam administrasi. Kedua, kami harus membawa PCM Kotagede ini menjadi lebih baik. PCM Kotagede ini bisa menjadi lebih baik, lebih bertanggung jawab, dan meningkatkan peningkatan di semua bidang, terutama fasilitas. Dalam penilaian ini, akan ditanya tentang fasilitas. Kita harus benar-benar memperbaiki fasilitas itu,” tandasnya. (ASE)