Menggali Wawasan Ekonomi Bisnis Syari’ah di Pengajian Bisnis Islami MEK PRA Prenggan

Bagikan

KOTAGEDE, sekitar 30 Pelaku UMKM binaan Majelis Ekonomi dan Ketenaga Kerjaan (MEK ) Pimpinan Ranting ‘ Aisyiyah ( PRA ) Prenggan Kotagede, Yogyakarta menghadiri acara Pengajian Bisnis Islami (PBI ) ke – 7 . Acara rutin dua bualanan ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 19 Juli 2025 bertempat di Aula Masjid Perak Kotagede Yogyakarta. Hadir sebagai narasumber , Bapak Drs. Jumarodin, MM. PBI kali ini mengangkat tema ” Managemen PRA untuk Mengelola Bisnis Syari’ah yang Ada agar Memberi Manfaat Optimal bagi Sesama”

- Advertisement -

Mengawali sambutannya, Dr. Hj. Siti Hamidah, M.Pd. selaku Koordinator Bidang MEK menyampaikan bahwa diadakannya Pengajian Bisnis Islami ini adalah untuk menjalin silaturrahmi antar pelaku UMKM dan menyatukan beberapa UMKM yang ada di wilayah PRA Prenggan. UMKM yang tadinya berserakan maka dihimpun dalam satu wadah paguyuban di bawah naungan MEK PRA Prenggan sehingga diharapkan bisa meningkatkan perkembangan bisnis yang lebih baik.

“Terkait materi yang akan disampaikan, semoga ibu – ibu mendapat pencerahan sehingga lebih berdaya saing dan memberi manfaat. Sehat ekonomi juga menjadi salah satu tolak ukur bagi sehatnya keluarga. Hal ini merupakan aplikasi dari Qoryah Thoyyibah yang mendambakan suasana keislaman dalam keluarga,”tandasnya.

Artikel Lainnya
1 of 63

Membuka paparan materinya, Drs. Jumarodin, MM. menyampaikan pentingnya berbisnis syari’ah. Sejalan dengan yang sudah dicontohkan oleh sahabat Abdurrahman Bin Auf, seorang sahabat Nabi yang menjadi Pengusaha sukses di zamannya. Abdurrahman Bin Auf telah memberikan contoh bahwa masuk surga dari jalan berniaga / jalan perekonomian adalah sebuah keniscayaan.Yakni dengan mengelola harta hasil perniagaan sesuai dg tuntunan syari’ah Islam.

Baca Juga :   Kunjungan Silaturahmi PCM Kotagede ke PRM Gedongkuning

Dalam kesempatan ini , pria yang sudah lama berkiprah di PINBAS ( Pusat Inkubasi Bisnis Syari’ah ) MUI DIY dan LP UMKM PWM DIY ini menginisiasi perlunya dibentuk Holding UMKM PRA Prenggan, Kotagede supaya UMKM PRA Prenggan bisa lebih naik kelas . Cepat berkembang dan berdaya saing.

Lebih jauh Pak Jum, demikian beliau dipanggil, menjelaskan bahwa Sistem kerja Holding ini semacam Koperasi. Dibutuhkan 4 sampai 5 pengurus sebagai Manager Produksi, Manager Pemasaran, Manager SDM dan Manager Keuangan. Secara umum cara kerjanya adalah menampung semua produk UMKM dengan dibeli secara langsung dan dipasarkan lagi ke pasar yang lebih luas . Holding juga menyediakan bahan baku yang bisa dibeli / yang dibutuhkan oleh pelaku UMKM anggotanya. UMKM anggota harus membeli bahan baku di Holding ini.
Selain itu, Holding juga bisa mengusahakan permodalan yaitu bekerjasama dengan instansi perbangkan atau BTM dan juga meminta dukungan instansi pemerintah setempat seperti kelurahan.

Pak Jum memberikan gambaran mengenai Holding UMKM PRA Prenggan sebagai Pusat Jajanan Halal ( PJH ) PRA Prenggan. Holding ini adalah wadah kolaborasi UMKM kuliner halal di bawah koordinasi MEK PRA Prenggan , Kotagede Yogyakarta yang akan mendapatkan pendampingan dari PINBAS MUI DIY.

Holding ini berfungsi antara lain sebagai sentra produksi dan pemasaran jajanan halal (baik makanan ringan, lauk olahan, minuman, dll). Juga sebagai Platform kolektif bagi pelaku UMKM perempuan dan warga Prenggan untuk tumbuh bersama melalui sistem yang terstruktur, halal, dan profesional.

Lebih jauh Pak Jum membeberkan bahwa Holding ini dibutuhkan untuk menggabungkan kekuatan UMKM kuliner halal dalam satu wadah yg lebih tertata dan terpantau , memastikan adanya legalitas halal bersama dan meraih peluang yang lebih luas melalui pemasaran secara langsung / offline ataupun memanfaatkan pemasaran digital.

Baca Juga :   Wikan Ketua Pemuda Muhammadiyah Kotagede 2023-2027

Kotagede kaya akan jajanan khas tradisional yang melegenda seperti kipo, kue kembang waru, yangko dan lainnya. Untuk membangkitkan kembali minat masyarakat terhadap jajanan tersebut, uga untuk lebih memperkenalkannya ke luar daerah maka Festifal Jajanan Pasar Khas Kotagede bisa menjadi salah satu pilihan . Jajanan yang menjadi juara dalam Festifal mempunyai potensi untuk lebih meningkat branding-nya . Dengan demikian ia bisa menjadi icon . Diharapkan nantinya lahir kampung kipo, kampung kembang waru dan lainnya.
Hal ini akan menjadi daya tarik tersendiri dan akan mengundang konsumen tidak hanya dari penduduk lokal tapi juga dari luar daerah. Apalagi jika dengan memanfaatkan digital marketing, maka pemasaran akan semakin luas.

Dalam hal ini disampaikan beberpa contoh daerah yang sudah memiliki jajanan tradisional yang menjadi ciri khas seperti kampung adrem di Bantul. Detail pengelolaan Holding yang ditawarkan terdengar sangat perfect bagi Majeiis Ekonomi setaraf ranting. Untuk mewujudkannya tentu MEK tidak bisa berjalan sendiri. Butuh dukungan dan kerjasama dengan banyak fihak dengan SDM yang memadai. Mimpi ini tentu menjadi PR bukan hanya bagi MEK tapi bagi PRA Prenggan. (Nf)


Bagikan

Leave a Reply