Ngabuburit di Masjid Mataram Kotagede
Sore yang cerah, membuat saya tergerak untuk Ngabuburit sembari mencari takjil untuk berbuka. Tujuan saya kali ini adalah ke Masjid Gede Mataram yang terletak di Kotagede, Yogyakarta. Saya datang menggunakan sepeda motor sekitar pukul 16.30 WIB, terlihat antusias jamaah yang memenuhi pelataran Masjid sore itu. Beberapa panitia yang mengenakan kaos dan cocard khusus terlihat sibuk mengatur kendaraan agar tertata rapi di parkiran. Memasuki halaman masjid, saya disambut ramah oleh beberapa panitia putri dan diarahkan untuk duduk. Tenang. Satu kata yang langsung terlintas di benak saya pada suasana kajian sore itu. Ibu-ibu dan jamaah putri yang hadir terlihat fokus menyimak, tanpa ada yang berbicara sendiri. Para ayah dan jamaah putra juga terlihat begitu, kurang lebih hampir 80 orang yang hadir pada “ngaji” sore ini.
Kajian jelang berbuka yang diselenggarakan oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kotagede ini membahas tentang definisi bahagia. Kebahagiaan merupakan fitrah yang diberikan Allah kepada kita sebagai manusia. Lantas, apakah kita sudah memaknai kebahagiaan yang kita peroleh dengan baik? Kebahagiaan itu memiliki 3 Kunci, kata Ustadz Dr. H. Fahruddin Faiz, S.Ag., M.Ag, seorang dosen Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga selaku pemateri kita sore ini. 3 Kunci kebahagiaan tersebut terangkum dalam; kondisi jiwa yang baik, orientasi/tujuan hidup kita yang lillah, dan kepala (pikiran) yang jernih.
“Manusia itu tempatnya salah, jadi wajar kalo kita berbuat salah, tapi semoga kita tidak tidak kehilangan perasaan bersalah”. Kata-kata Ustadz Fakhruddin membuat saya cukup tersentak. Ya, sebagai manusia acap kali kita menolak hadirnya perasaan bersalah dalam diri kita. Sinyal-sinyal pengingat yang Allah berikan dalam hati kita, kita tolak begitu saja dengan berbagai alasan dan pembenaran dalam diri. Astaghfirullah, reflek saya berucap.
Suasana Masjid Gedhe sore ini sangat syahdu, tidak panas tidak juga hujan. Hangat dan ditemani semburat jingga yang perlahan muncul saat-saat menjelang adzan Maghrib. Kajian selesai pada pukul 17.45 WIB, air minum mulai dibagikan sebagai pertanda waktu berbuka segera tiba. Ramadhan berkah, menyenangkan dan tentunya menenangkan.
Dinda Aisyah Rizqianingrum