Pendidikan Menurut Perspektif Syed Muhammad Naquib Al-Attas

Bagikan

Pendidikan merupakan pondasi dalam sebuah peradaban, pendidikan tidak hanya sebatas proses belajar, membaca, menulis atau berhitung, akan tetapi memiliki makna yang  lebih luas lagi, yaitu mewariskan nilai dan bentuk manusia agar manusia mampu menjalani hidup dengan arah yang benar. Jatuh suatu peradaban seringkali terjadi karena menurunnya kualitas pendidikan yang dimiliki oleh masyarakatnya hal tersebut tergambar dalam sejarah bangsa – bangsa di dunia. Islam mengalami masa kejaayaannya dikarenakan bagus kualitas pendidikan sehingga mampu melahirkan ilmuwan dan cendekiawan muslim di berbagai bidang keilmuan, dan Islam mengalami kemunduran karena turunnya kualitas pendidikan dan juga masyarakat yang lalai dalam zona nyamannya. Pendidikan merupakan nafas yang menghidupkan sebuah bangsa, jika ia sehat maka akan tumbuh kuat akan tetapi sebaliknya jika rapuh maka masa depan bangsa berada di ujung tanduk.

- Advertisement -

Dalam perspektif Islam pendidikan tidak hanya berorientas pada kehidupan semata akan tetapi lebih dari itu. Akhirat menjadi orientasi utama, bagaimana manusia yang terdidik itu lebih mengenal penciptanya, lebih luas pandangannya terhadap kehidupan serta memandang manusia sebagai makhluk yang utuh (Insan Kamila). Dan pendidikan Islam sudah sedari awal mestinya selalu dinamis dalam menyikapi perubahan zaman dan tetap berpegang pada nilai – nilai Islam. Maka pendidikan Islam tidak hanya menyiapkan peserta didik untuk sukses setelah mati akan tetapi juga mengajarkan bagaimana meraih kebahagiaan, keberkahan dan kebermanfaatan dalam kehidupan dunia.

Dalam perjalanannya dunia Islam mengalami tantangan yang serius. Adanya dikotomi ilmu antara ilmu agama dan ilmu umum menjadi problematika berkepanjangan. Padahal seharusnya tidak ada pendikotomian dalam ilmu. hal ini dipengaruhi adanya paham sekuler yang memisahkan antara urusan agama dan dunia. Dalam dunia modern ini terjadi pengkotakan dalam ilmu Islam dan ilmu umum atau sains. Akibatnya pendidikan Islam di berbagai tempat tampak terisolasi.

Artikel Lainnya
1 of 21

Pendidikan dalam perspektif Syed Muhammad Naquib Al-Attas

Syed Muhammad Naquib Al-Attas merupakan cendekiawan muslim asal Malaysia yang lahir di Bogor Jawa Barat pada 5 September 1931. Beliau menawarkan konsep pendidikan Islam yang bercorak integratif. Menurutnya pendidikan Islam tidak boleh terjebak dalam dikotomi ilmu, Islam harus mampu hadir dalam sistem pendidikan yang menyatukan antara ilmu agama, ilmu rasional, intelektual dan filosofis. Dalam pandangannya pendidikan Islam memiliki tujuan untuk membentuk manusia yang baik (Insan Sholih). Baik disini tidak hanya terbatas pada moral saja akan tetapi memiliki makna yang luas dan komprehensif, seseorang yang seimbang dalam akal, hati dan perilaku akan mampu memanfaatkan ilmu untuk umat dan tunduk kepada sang pencipta.

Al-Attas menyoroti tentang kerangka epistemologi yang digunakan dalam pendidikan Islam yaitu terkait dengan penggunaan istilah ta’dib, ta’lim atau tarbiyah, hal ini bukan sekedar soal bahasa akan tetapi berkaitan dengan paradigma besar dalam memahami hakikat pendidikan itu sendiri. Pendidikan menurut Al-Attas harus berlandaskan pada filsafat pendidikan Islam itu sendiri, tidak meniru sistem Barat. Kemunduran umat Islam menurut Al-Attas disebabkan karena kelalaian dalam merumuskan sistem pendidikan Islam, sehingga  pendidikan Islam kehilangan arah dan tercabut tradisi intelektualnya.

Menurut Al-Attas istilah yang paling tepat untuk mempresentasikan pendidikan Islam adalah ta’dib. secara istilah ta’dib memiliki arti mendidik dengan adab, melatih perilaku yang baik dan membentuk akhlak mulia. Dalam sebuah hadis Nabi Muhammad SAW menyampaikan “Addabani Rabbi Fa Ahsana Ta’dibi” yang memiliki arti Tuhanku telah mendidikku dan menjadikanku sebaik-baik pendidik. dari hadis ini terdapat pesan bahwa inti pendidikan dalam Islam adalah pembentukan adab.

Baca Juga :   Memata-matai Kaum Pergerakan: Dinas Intelijen Politik Hindia Belanda 1916-1934

Menurut Al-Attas konsep ta’dib dianggap lebih komprehensif karena mencangkup unsur tarbiyah (pemeliharan dan pertumbuhan) dan ta’lim (pengajaran). Pendidikan Islam sejati adalah pendidikan yang berorientasi pada penanaman adab, orang yang beradab akan mampu menempatkan ilmu dan amal pada posisi yang benar, tanpa adab ilmu dapat disalahgunakan dan amal dapat kehirangan arahn.

Nurul Wijaksono, S.Pd. (Anggota BPK PDPM Kota Yogyakarta)


Bagikan

Leave a Reply