Tingkatkan Daya Saing, UMKM Kotagede Ikuti Pengajian Bisnis Kemasan & Label

Bagikan

KOTAGEDE – Sekitar 30 pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang tergabung dalam paguyuban binaan Majelis Ekonomi dan Ketenagakerjaan (MEK) Pimpinan Ranting ‘Aisyiyah (PRA) Prenggan Kotagede, Yogyakarta, berkumpul pada Sabtu sore, 24 Mei 2025. Mereka menghadiri Pengajian Bisnis Islami ke-7 yang berfokus pada pentingnya kemasan (packaging) dan label (labelling) produk pangan yang digelar di Aula Masjid Perak Kotagede.

- Advertisement -

Pengajian Bisnis Islami ini merupakan upaya berkelanjutan MEK PRA Prenggan untuk membina para pelaku UMKM, sekaligus mempererat tali silaturahmi antaranggota. Koordinator Bidang MEK, Dr. Siti Hamidah, M.Pd., menjelaskan alasan penamaan “Bisnis Islami”.

“Kami ingin memberikan nilai tambah dari aktivitas ekonomi ini menjadi aktivitas yang bernilai ibadah,” ujar Dr. Siti Hamidah. “Selain keuntungan materi, kami juga ingin memperoleh manfaat ukhrawi.”

Artikel Lainnya
1 of 56

Pentingnya Kemasan dan Label

Acara ini menghadirkan instruktur dan praktisi agroindustri bidang keamanan pangan dan kewirausahaan, Ir. Bambang Arif Nugraha, S.TP., MBA., IPM. Dalam paparannya, Bambang menekankan krusialnya perhatian terhadap kemasan dan label produk pangan.

“Salah satu fungsi utama kemasan adalah untuk menjamin ketahanan produk dan memperpanjang daya simpan produk,” jelas Bambang. Ia menambahkan bahwa produk makanan yang dikemas sesuai kaidah keamanan pangan akan jauh lebih aman dan tahan lama. Sebagai contoh, produk makanan kering yang dikemas biasa mungkin hanya bertahan satu hingga dua bulan, namun dengan kemasan berteknologi maju, daya tahannya bisa mencapai satu tahun.

Baca Juga :   Brosur Lebaran AMM Kotagede Terbit

Bambang juga menyoroti kemajuan teknologi pengemasan makanan, termasuk jasa pengemasan dengan berbagai bentuk, mulai dari pouch hingga kaleng. “Teknologi pengemasan sekarang memungkinkan pengisian zat nitrogen di dalam kemasan, menciptakan kondisi zero oksigen yang menjaga makanan kering tidak cepat layu atau mlempem,” imbuhnya.

Mengenai label, Bambang menjelaskan bahwa selain desain yang menarik, label produk makanan juga harus mencantumkan informasi penting seperti nama produk, merek, berat bersih, tanggal pembuatan, tanggal kedaluwarsa, komposisi, kode produksi, dan legalitas produk (nomor P-IRT, label Halal, atau BPOM). Ia juga menekankan pentingnya pelaku usaha untuk melek regulasi.

“Produk yang mencantumkan informasi kelompok usaha pada labelnya akan mendapat respons lebih baik dibandingkan produk yang hanya diproduksi sendiri,” kata Bambang. Sehingga ia mendorong adanya Rumah Produksi Bersama untuk meningkatkan kualitas dan daya saing UMKM.

Dukungan Baznas Microfinance Desa Yogyakarta

Pengajian Bisnis Islami ke-7 ini turut didukung oleh Baznas Microfinance Desa (BMD) Yogyakarta, mitra UMKM MEK PRA Prenggan sejak setahun terakhir. BMD Yogyakarta telah banyak memberikan fasilitas kepada para pelaku UMKM, meliputi pinjaman modal, pendampingan peningkatan mutu produk dan kemasan, serta pendampingan pengurusan regulasi.

Pendamping dari BMD Yogyakarta, Desinda Yunita Putri, S.E., MBA., turut hadir dalam acara tersebut. Desinda telah secara intens mendampingi UMKM MEK PRA Prenggan dalam mendapatkan Nomor Induk Berusaha (NIB), nomor P-IRT, dan Sertifikasi Halal.

Pada sesi akhir acara, Desinda menyerahkan secara langsung Sertifikat Halal kepada beberapa pelaku UMKM yang produknya telah terbit legalitasnya.

Acara ini ditutup dengan sesi gelar produk UMKM, di mana para peserta saling membeli produk rekan-rekan UMKM lainnya sebagai bentuk dukungan dan promosi bersama. Semangat “UMKM Naik Kelas” terus dikobarkan, menegaskan komitmen untuk memajukan UMKM MEK PRA Prenggan Kotagede Yogyakarta. (guf)

Baca Juga :   Milad 'Aisyiyah ke-107, PRA Prenggan Gelar Senam Bersama

Bagikan

Leave a Reply