Lebih dari Sekedar Kue: Roti Kembang Waru, Simbol Budaya dan Sejarah Kotagede

Bagikan

Kotagede, kota yang pernah menjadi pusat pemerintahan Yogyakarta ini memang menyimpan cerita sejarah warisan budaya. Salah satu yang tidak lekang oleh waktu adalah roti Kembang Waru.

- Advertisement -

Roti Kembang Waru adalah kuliner warisan pada masa kerajaan  Mataram Islam. Dan telah dikukuhkan menjadi Warisan Budaya takbenda Yogyakarta.

Sesuai namanya, bentuk kue tradisional ini menyerupai bunga pohon waru berwarna kecoklatan dengan rasa yang manis. Terbuat dari tepung terigu, gula, telur, dan sedikit vanili. Kemudian, diolah dalam cetakan khusus berbentuk bunga waru dan dipanggang hingga matang.

Artikel Lainnya
1 of 9

Lebih dari sekadar camilan, roti Kembang Waru menyimpan kisah menarik tentang sejarah kerajaan Mataram Islam dan nilai-nilai luhur masyarakat Jawa.

Dulu, Kembang Waru hanya dinikmati oleh kalangan bangsawan dan keluarga kerajaan sebagai hidangan istimewa dalam perayaan-perayaan penting. Namun, seiring berjalannya waktu, sekarang kelezatannya bisa dinikmati oleh siapa saja.

Berdasarkan cerita turun temurun, pertama kali roti ini dibuat saat Kotagede menjadi pusat pemerintahan. Pasalnya, Kotagede dulu banyak pohon Gayam yang tumbuh subur di sepanjang jalan.

Di antara pohon Gayam itulah, tumbuh subur pula pohon Waru yang dipercaya memiliki khasiat obat oleh masyarakat sejak zaman dulu. Bahkan, di beberapa daerah di Indonesia, bunga waru dianggap sebagai bunga suci dan sering digunakan dalam upacara adat, termasuk di Kotagede.

Kembang Waru memiliki delapan kelopak mengembang, bukan tanpa makna. Angka delapan dalam budaya Jawa melambangkan kesempurnaan dan keseimbangan.

Baca Juga :   Rekomendasi 7 Tempat Penjualan Hewan Kurban di Kotagede

Delapan kelopak kue Kembang Waru itu melambangkan delapan laku atau sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin yaitu tanah (kekokohan), air (keluwesan), angin (kecepatan), api (semangat), matahari (kepemimpinan), bulan (kebijaksanaan), bintang (inspirasi), dan langit (kekuasaan).

Harapannya, para pemimpin akan menerapkan 8 sifat tersebut, menjadi pemimpin yang bijaksana bagi semua rakyatnya. Kepopuleran roti Kembang Waru telah melampaui batas Kotagede. Kue ini sering dijadikan oleh-oleh khas Yogyakarta dan sering dihidangkan dalam berbagai acara budaya. (guf)


Bagikan

Leave a Reply